Indonesiainside.id, Jakarta – Jalan Al-Ma’arid, salah satu jalan utama di Abu Dhabi, pada Senin (19/10), berganti nama menjadi jalan Presiden Joko Widodo. Penggantian nama jalan tersebut, bertepatan dengan ulang tahun pertama pelantikan presiden Jokowi untuk masa jabatan kedua.
Merespons hal tersebut, presiden Jokowi mengatakan bahwa itu adalah suatu kehormatan baginya dan negara Republik Indonesia. “Ini adalah pengakuan dan kehormatan, tidak hanya untuk saya, tetapi untuk Indonesia.” tulis presiden Jokowi di media sosial. Ia juga berharap hubungan kedua negara akan lebih saling menguatkan, dan bermanfaat bagi masyarakat UEA dan Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk UEA, Husin Bagis, menjelaskan kepada Arab News, bahwa inisiatif untuk mengganti nama jalan dengan nama Presiden Joko Widodo datang dari Yang Mulia Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan. Bagis menambahkan bahwa jalan tersebut dekat dengan lokasi kompleks baru Kedutaan Besar Indonesia, yang saat ini sedang dibangun.
Menurut kantor berita UEA WAM, putra mahkota telah mengarahkan para pejabat untuk membangun sebuah masjid yang juga akan dinamai Joko Widodo, di Area Diplomatik Abu Dhabi, sebagai pengakuan atas persahabatan dekat Presiden Indonesia dengan UEA dan upayanya untuk memperkuat hubungan.
Hubungan Indonesia-UEA semakin dekat sejak kunjungan Presiden Jokowi ke Abu Dhabi pada Januari lalu, di mana ia mendapatkan proyek investasi senilai $22,9 miliar atau sekitar Rp320 triliun, yang merupakan kesepakatan perdagangan terbesar dalam sejarah nusantara. Kunjungan itu sendiri, adalah dalam rangka membalas kunjungan putra mahkota ke Indonesia pada Juli 2019.
Perjanjian kerja sama antara kedua negara itu, juga termasuk rencana pembangunan masjid di sebidang tanah di kampung halaman presiden Jokowi, di Solo, Jawa Tengah. Masjid tersebut akan menjadi replika Masjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi, dan berfungsi sebagai Islamic Center. Upacara peletakan batu pertama dijadwalkan berlangsung pada Desember mendatang.
Presiden Jokowi adalah pemimpin Indonesia terbaru yang diberi kehormatan dengan nama jalan di negara asing. Di Rabat, ibu kota Maroko, sebuah jalan utama dinamai dengan nama presiden pertama Indonesia, Soekarno. Selain itu, ada juga jalan Mohammad Hatta di Haarlem, Belanda, penghargaan bagi wakil presiden pertama Indonesia.
Sedangkan nama presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie, disematkan untuk sebuah jembatan di Dili, ibu kota Timor Timur, guna menghormati keputusannya mengadakan referendum yang memungkinkan Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia.(EP)