Indonesiainside.id, Bogota – Hubungan dua negara, Kuba dan Venezuela, dengan Amerika Serikat (AS) sempat memburuk di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Namun, melalui hasil Pemilu AS, Kuba dan Venezuela punya harapan baru atas kemenangan Joe Biden yang mengalahkan Trump di Pilpres AS.
Bukan hanya Kuba dan Venezuela. Sebelumnya, pejabat senior dan pejuang Palestina juga merayakan kekalahan Trump. Di bawah penguasa AS satu periode pertama sejak 30 tahun itu, Palestina mengalami banyak kerugian dan kesewenangan atas kebijakan Trump. Utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, mengatakan bahwa pemerintahan Trump adalah yang terburuk bagi rakyat Palestina.
Palestina, Kuba, dan Venezuela sama. Baik pemimpin Kuba maupun Venezuela percaya bahwa kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS akan mengantarkan era baru hubungan dengan Washington.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan bahwa AS telah memilih arah baru dalam pemilihan presiden. “Kami percaya pada kemungkinan memiliki hubungan bilateral yang konstruktif sambil menghormati perbedaan kami,” katanya di Twitter.
Setelah Presiden Barack Obama menjalin kembali hubungan diplomatik dengan negara Karibia, Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan dan memberlakukan sanksi keuangan yang keras dan pembatasan perjalanan baru di negara itu.
Dari Venezuela, Presiden Nicolas Maduro juga mengucapkan selamat kepada Presiden Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris yang baru terpilih. Maduor menyatakan kesediaannya terlibat dalam dialog dengan AS.
“Venezuela, Tanah Air Pembebasan Simon Bolivar, akan selalu terbuka untuk dialog dan pengertian dengan rakyat dan pemerintah Amerika Serikat,” kicaunya lewat Twitter.
Hubungan Maduro dengan Trump membatu, terlebih lagi setelah Trump mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara dan menyatakan kesediaannya untuk menggulingkan Maduro dari jabatannya, bahkan jika itu berarti menggunakan kekuatan militer.
Administrasi Trump juga mengajukan dakwaan terhadap Maduro Maret lalu karena perdagangan narkoba dan menawarkan hadiah 15 juta dolar AS untuk penangkapannya. Meski demikian, belum jelas apakah Biden akan membalikkan kebijakan Trump.
Selain ketiga negara tersebut, pemimpin Iran juga buka suara. Iran yang selama ini tak punya hubungan baik dengan pemerintah AS akhirnya buka suara soal terpilihnya presiden baru AS. Pemerintahan AS berikutnya akan dipegang oleh Joe Biden dan Kamala Harris, yang mengalahkan Donald Trump.
Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan, Biden melalui pemerintah AS harus memperbaiki kesalahan Trump terdahulu. “Kebijakan yang merusak Trump mendapat perlawanan… oleh rakyat AS. Pemerintahan AS berikutnya harus menggunakan kesempatan untuk menebus kesalahan masa lalu … Iran mendukung interaksi yang konstruktif dengan dunia,” kata Rouhani dikutip dari Reuters, Ahad (8/11). (Aza/AA/Ant)