Indonesiainside.id, Jakarta – Pembom siluman subsonik H-20 milik China dinilai akan memberi negara itu kapasitas “benar-benar senjata antarbenua” yang memperluas jangkauannya jauh di luar pesisir negara itu, menurut sebuah laporan oleh sebuah lembaga terkemuka Royal United Services Institute for Defense and Security Studies.
Pembom tersebut masih dalam pengembangan tetapi Pentagon yakin bahwa setelah selesai ia akan dapat menargetkan wilayah luar negeri AS seperti Guam, sementara analis lain yakin jangkauannya hingga mencapai Hawaii.
Royal United Services Institute for Defense and Security Studies yang berbasis di London memberikan gambaran tentang bagaimana Rusia dan China mengembangkan angkatan udara mereka, termasuk pesawat generasi berikutnya dan senjata baru.
“Dipersenjatai dengan rudal stand-off nuklir dan konvensional, H-20 akan mewakili terobosan besar dari doktrin dan praktek pengembangan peralatan PLAAF (PLA Air Force) sebelumnya,” kata laporan yang dirilis pada akhir Oktober.
Ditambahkan bahwa angkatan udara PLA saat ini dikonfigurasikan sebagai kekuatan regional yang mampu menembus rantai pulau pertama – serangkaian kepulauan di Pasifik yang membentang dari Kepulauan Kuril, melalui Jepang, dan hingga Filipina.
“H-20, sebaliknya, akan memberi China kemampuan proyeksi kekuatan antarbenua yang sesungguhnya,” kata laporan itu.
Rencana pembuatan pesawat siluman H-20 diumumkan oleh PLA pada 2016 dan pembom subsonik tersebut mungkin siap untuk memasuki layanan dalam lima tahun ke depan.
Laporan media di China daratan mengatakan, H-20 akan mampu membawa muatan 45 ton, termasuk senjata nuklir, dan menembakkan empat rudal jelajah siluman atau hipersonik.
Pesawat ini dikembangkan sebagai bagian dari rencana angkatan udara PLA untuk memperluas operasi pembomnya, yang merupakan bagian dari program yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata.
Pada bulan Agustus, departemen pertahanan AS menerbitkan laporan yang memperkirakan jarak jelajahnya hingga 8.500 km (5.280 mil), yang akan membuat wilayah AS di Guam dalam jangkauan.
Tetapi para ahli militer lainnya memperkirakan jaraknya lebih dari 12.000 km, yang berarti Hawaii akan berada dalam jangkauan serangan.
Song Zhongping, mantan instruktur PLA, mengatakan H-20 telah dirancang untuk mencapai wilayah AS sebagai bagian dari strategi triad nuklir China, yang juga mencakup rudal darat dan laut.
“Tapi dengan desain sayapnya untuk terbang berarti tidak mungkin memiliki kemampuan tempur udara, oleh karena itu, mode siluman lebih penting,” katanya.(EP)