Indonesiainside.id, Jakarta – Arab Saudi membuka kembali wilayah udara dan perbatasan darat dan lautnya dengan Qatar pada Senin, dalam kesepakatan terobosan yang bertujuan untuk mengakhiri perselisihan diplomatik tiga tahun dengan Doha.
Kesepakatan penuh diharapkan akan ditandatangani pada Selasa di pertemuan puncak tahunan para pemimpin Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di kota AlUla di barat laut Saudi, dihadiri oleh emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani .
Kuartet Anti-Teror – Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Bahrain – memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan di Qatar pada Juni 2017.
Upaya mediasi baru-baru ini dipimpin oleh Sheikh Nawaf Al-Sabah, emir Kuwait. “Berdasarkan usulan Syekh Nawaf, disepakati untuk membuka batas wilayah udara dan darat serta laut antara Kerajaan Arab Saudi dan negara bagian Qatar mulai malam ini,” kata Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmad Al-Sabah, Senin.
Penasihat khusus Gedung Putih Jared Kushner, menantu Presiden AS Donald Trump, diperkirakan akan terbang ke Kerajaan untuk menyaksikan penandatanganan pada hari Selasa, bersama dengan utusan Timur Tengah AS Avi Berkowitz dan Brian Hook, penasihat khusus Departemen Luar Negeri, lapor Reuters dikutip DailySabah, Selasa(5/1).
“Kami telah mengalami terobosan dalam keretakan Dewan Kerjasama Teluk,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump.
Berdasarkan perjanjian yang muncul, keempat negara akan mengakhiri blokade Qatar, dan sebagai gantinya, Qatar tidak akan mengajukan tuntutan hukum terkait blokade tersebut.
“Pada penandatanganan pada tanggal 5, kepemimpinan dari Dewan Kerjasama Teluk ditambah Mesir akan berkumpul untuk menandatangani kesepakatan yang akan mengakhiri blokade dan mengakhiri tuntutan hukum Qatar,” kata pejabat itu.
“Ini hanya terobosan besar. Blokade akan dicabut. Ini akan memungkinkan perjalanan antar negara serta barang. Ini akan mengarah pada lebih banyak stabilitas di kawasan. ”
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan Kerajaan didasarkan pada pendekatan tegas yang mencapai kepentingan nasional GCC dan negara-negara Arab, untuk mencapai keamanan dan stabilitas.
“KTT GCC akan menjadi KTT inklusif, bersatu dalam barisan dan fokus pada kemakmuran … dalam hal reunifikasi dan solidaritas dalam menghadapi tantangan di kawasan kita,” kata putra mahkota.
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan: “Lebih banyak pekerjaan ada di depan dan kami bergerak ke arah yang benar.”(EP)