Indonesiainside.id, Jakarta – Kelompok Teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom paling mematikan di Irak dalam tiga tahun terakhir. Diketahui bom bunuh diri kembar, Kamis (21/1) telah menewaskan 32 orang dan melukai 110 orang di sebuah pasar di Baghdad.
Dilansir AFP, Jumat (22/1), Kementerian Dalam Negeri Irak menjelaskan bahwa pelaku pertama menarik perhatian warga hingga berkerumun di sebuah pasar, Tayaran Square, dengan berpura-pura mengaku sakit. Saat kerumunan terjadi, dia tiba-tiba meledakkan sabuk peledak yang dipakainya.
Saat banyak orang berbondong-bondong ke lokasi ledakan pertama untuk membantu para korban, pelaku bom bunuh diri kedua kemudian meledakkan diri di lokasi yang ramai orang.
Area pasar yang terbuka dan menjadi tempat penjualan pakaian bekas memang dipenuhi warga Irak setelah pemerintah mencabut pembatasan akibat COVID-19 di negara itu.
Seorang fotografer AFP di tempat kejadian mengatakan pasukan keamanan telah menutup daerah itu. Banyak ditemukan pakaian berlumuran darah yang berserakan di jalan-jalan berlumpur dan paramedis bergegas untuk mengevakuasi korban.
Kementerian kesehatan mengatakan kebanyakan korban meninggal seketika di lokasi kejadian itu, dan sebagian besar yang terluka telah dirawat dan sudah dipulangkan dari rumah sakit.
Dalam pernyataan terpisah, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan bom tersebut melalui saluran propaganda online-nya.
Kejadian bom bunuh diri di Baghdad kerap terjadi selama pertumpahan darah sektarian akibat invasi pimpinan AS tahun 2003. Termasuk ketika ISIS menyerang sebagian besar Irak dan juga menargetkan ibu kota.
Namun dengan kekalahan teritorial ISIS pada akhir 2017 lalu, bom bunuh diri di kota itu tidak lagi marak. Pembatas beton di Baghdad dibongkar dan pos pemeriksaan di seluruh kota dihilangkan. (msh)