Indonesiainside.id, Sanaa– Amnesty International mengutuk keputusan Houthi yang melarang wanita Yaman bekerja di restoran, menyebutnya “memalukan dan diskriminatif”. Dalam utas di akun Twitter-nya, organisasi hak asasi manusia itu mengatakan bahwa mereka mendukung semua wanita Yaman “dalam perjuangan mereka untuk hak-hak mereka”.
“Melembagakan diskriminasi meningkatkan penindasan terhadap perempuan dan menghalangi fondasi untuk pemulihan dan rekonstruksi yang berkelanjutan dan berkeadilan gender di Yaman,” katanya.
Amnesty menekankan bahwa upaya PBB untuk mencapai “rekonsiliasi damai” di Yaman tidak mungkin dilakukan “tanpa menjaga dan melindungi hak-hak perempuan”. Belum ada komentar langsung dari pemberontak beraliran Syah itu tentang masalah tersebut.
Saluran media lokal telah melaporkan bahwa pemberontak yang dekat dengan Iran ini telah meluncurkan kampanye di ibu kota Sanaa yang melarang wanita bekerja di restoran. Pemberontak beralasa, bahwa hal itu bertentangan dengan “identitas konservatif Yaman”.
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk Sanaa. Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi yang bertujuan memulihkan pemerintah Yaman telah memperburuk situasi, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan hampir 80% atau lebih dari 24 juta rakyatnya membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan dan lebih dari 13 juta orang bahaya kelaparan sampai mati, menurut perkiraan PBB. (NE/AA)