Indonesiainside.id, Yangon – Bandara internasional di Yangon yang menjadi gerbang masuk utama ke negara itu ditutup satu hari setelah kudeta militer terjadi. Manajer bandara Yangon Phone Myint mengatakan kepada Reuters bahwa bandara ditutup sampai Mei.
Dia tidak menyebutkan sampai tanggal berapa penutupan bandara akan berlaku. Namun, surat kabar Myanmar Times melaporkan bahwa izin mendarat dan tinggal landas sudah dicabut bagi semua pesawat, termasuk pesawat untuk kepentingan bantuan. Larangan mendarat dan tinggal landas itu, lapor Myanmar Times, berlaku hingga 31 Mei pukul 23.59.
Sementara itu, pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, masih ditahan pascapenangkapan dalam kudeta yang dilakukan militer pada Senin (1/2). Seorang pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi mengatakan kondisi Suu Kyi baik.
Namun, Suu Kyi tidak dipindahkan dari lokasi di mana ia ditahan setelah kudeta yang dilakukan terhadap pemerintahan sipil yang dipimpinnya. “Tidak ada rencana untuk memindahkan Daw Aung San Su Kyi dan Dokter Myo Aung. Telah diketahui bahwa mereka dalam keadaan sehat,” tulis Kyi Toe, anggota komite informasi pusat NLD dalam sebuah unggahan Facebook.
Myo Aung adalah salah satu pendukung Suu Kyi. Keberadaan dan kondisi pemimpin terpilih Myanmar itu belum dipublikasikan sejak dia ditahan di Ibu Kota Naypyidaw oleh militer. Reuters tidak dapat menghubungi Kyi Toe untuk meminta komentar dan klarifikasi lebih lanjut tentang bagaimana dia memperoleh informasi tersebut.
Dalam unggahannya, Kyi Toe juga mengatakan bahwa anggota parlemen NLD yang ditahan selama kudeta diizinkan meninggalkan tempat mereka ditahan. (Aza/Ant)