Indonesiainside.id, Jakarta – Wahana antariksa Tianwen-1 milik China akan melakukan beberapa manuver orbital untuk mempersiapkan upaya pendaratannya di Mars, yang rencananya akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, kata para ilmuwan China dalam wawancara dengan harian Science and Technology Daily baru-baru ini.
Para ahli dari Akademi Teknologi Luar Angkasa China mengatakan wahana itu, yang memasuki orbit di sekeliling Mars pada Rabu (10/2), akan mengurangi kecepatan untuk menyesuaikan inklinasi orbital penerbangan di apoareion, titik tertinggi dari orbit di sekeliling Mars.
Tianwen-1 kemudian akan mengerem di periareion, titik di orbit yang paling dekat dengan Mars, dan menyesuaikan periode orbitalnya untuk memastikan jalur pesawat ruang angkasa tersebut melewati lokasi pendaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika Tianwen-1 mencapaiperiareionuntuk kedua kalinya, wahana antariksa milik China itu akan kembali mengerem untuk melakukan manuver orbital dan memastikan wahana pendarat (lander) dan penjelajah (rover) Tianwen-1 dapat menyelesaikan pendaratan di Mars pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan.
Terakhir, Tianwen-1 akan kembali mengurangi kecepatan dan memotret area pendaratan. Wahana penjelajah itu akan memilih titik optimal di orbit untuk membuat kombinasi wahana penjelajah-pendarat berpisah dari pengorbit (orbiter) dan memasuki atmosfer Mars.
Wahana antariksa Tianwen-1, yang terdiri dari wahana pengorbit, pendarat dan penjelajah, berhasil memasuki orbit di sekeliling Mars pada Rabu setelah menempuh perjalanan dari Bumi selama hampir tujuh bulan.
Selama proses transfer orbit Bumi-Mars, penerbangan Tianwen-1 sebagian besar tidak ditenagai. Wahana tersebut terdampak oleh deviasi jalur masuk orbit dan sejumlah faktor lainnya. Tianwen-1 melakukan empat koreksi orbital untuk membuatnya tetap berada di orbit yang telah ditentukan.
Tianwen-1 diperkirakan akan mendarat di Mars pada Mei atau Juni. Para teknisi dan ilmuwan luar angkasa China telah memilih area yang relatif datar di bagian selatan Utopia Planitia, yang merupakan sebuah dataran besar, sebagai zona pendaratan potensial. Sebuah wahana penjelajah akan diluncurkan setelah pendaratan untuk melakukan eksplorasi ilmiah.(EP/xh)