Indonesiainside.id, Bangkok–Thailand meluncurkan kampanye perjodohan setelah angka kelahiran turun ke level terendah 1,51 anak per wanita tahun lalu, jauh lebih rendah daripada penggantian populasi pada tingkat 2,1 kelahiran per wanita. Biro Kesehatan Reproduksi Thailand akan bertindak sebagai ‘dewa cinta’ dengan mengadakan perjodohan bagi mereka yang masih lajang untuk bertemu cinta sejati, kutip Reuters.
Inisiatif terbaru ‘Pernikahan untuk Membangun Bangsa’ akan berlangsung pada 14 Mei. Baik orang Thailand maupun orang asing diundang untuk mendaftar.
Sementara itu, data menunjukkan Total Fertility Rate (TFR) Thailand menurun menjadi 1,51 anak per kelahiran atau di bawah 600.000 bayi baru lahir pada 2020. TFR adalah jumlah rata-rata anak yang lahir dari seorang wanita selama hidupnya.
Ketua Sub-Komite Pengobatan Reproduksi di Royal Thai College of Obstetrics and Gynecology Profesor Dr Kamthorn Pruksananonda mengatakan angka kelahiran di negara itu tahun lalu 5,1 dan telah turun tajam menjadi 1,5. “Angka ini diperkirakan akan terus menurun hingga 1,3 dalam waktu kurang dari satu dekade,” ujarnya.
Kamthorn juga mengatakan ada beberapa faktris yang berkontribusi terhadap rendahnya angka kelahiran di negaranya termasuk mendapatkan konsultasi infertilitas pada usia rata-rata 38 tahun yang dinilai terlambat. “Di usia itu, peluang seorang wanita melahirkan bayi dengan down syndrome tinggi,” ujarnya.
Merujuk pada contoh, ia mengatakan di Jepang dan Eropa, rata-rata usia perempuan yang mencari nasihat medis untuk kemandulan adalah 32 tahun. Untuk meningkatkan angka kelahiran, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Sathit Pitutecha mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan kesuburan sekaligus menawarkan manfaat lain bagi pasangan yang ingin memiliki buah hati.
“Kami membutuhkan setidaknya 1,5 kelahiran per wanita untuk menggantikan populasi, jika tidak akan ada populasi penuaan yang besar di masa depan,” katanya.
Kementerian dikutip laman Bangkokpost telah meluncurkan dua kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan kencan di kalangan lajang dan kesehatan kesuburan di antara pasangan menikah yang ingin punya bayi, katanya. Informasi lebih lanjut tentang kegiatan ini tersedia di www.wiwahproject.com. Pendaftaran dibuka hingga 31 Maret.
Keadaan Suram
Ekonomi kerajaan harus mulai menyesuaikan karena menghadapi lebih banyak orang tua dan orang dewasa yang lebih sedikit yang bekerja, sementara masih tetap menjadi negara yang relatif miskin. Ini juga bisa berarti lebih banyak migran yang memasuki kerajaan itu dan mungkin pajak yang lebih tinggi.
Seorang ahli Universitas Stanford mengatakan bahwa keadaan bisa mulai terlihat ‘suram’ jika sesuatu tidak dilakukan untuk mengatasi krisis kesuburan yang membayang di negara itu. Thailand ditargetkan menjadi negara besar pertama di dunia yang menderita penuaan yang tajam dan penurunan populasi tanpa menjadi kaya.
Pemerintah, minggu ini, meluncurkan program dukungan bagi mereka yang memiliki anak untuk mengatasi krisis yang akan datang dari meningkatnya biaya untuk merawat para manula dan penurunan jumlah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Tingkat kesuburan negara itu sekarang 1,5, jauh di bawah 2,1 yang dibutuhkan untuk penggantian populasi. Angka ini bahkan lebih rendah dari China pada 1,7 setelah menerapkan kebijakan satu anak dan Norwegia pada 2,1 yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia.
Thailand sedang menghadapi krisis demografis dalam waktu sekitar 15 tahun karena keadaan saat ini dengan jumlah pekerja yang harus menangani populasi yang menua dengan cepat menyusut. Pada tahun 2030 atau sembilan tahun dari sekarang, lebih dari 25% populasi Thailand akan berusia lebih dari 60 tahun, kutip laman thaiexaminer.com.
Ini akan menjadi negara besar pertama di dunia di luar China yang mengalami populasi yang menyusut dan menua dengan cepat. Di sisi lain, Thailand akan tetap menjadi ekonomi berkembang dengan pendapatan per kapita tahunan yang kurang dari 12% dari banyak negara Eropa dan Skandinavia yang kaya serta Amerika Serikat .
PDB Thailand per kapita 7.806 AS Dolar dibandingkan dengan 65.297 AS Dolar untuk Amerika Serikat dan kisaran 50.000 hingga 80.000 AS Dolar di negara-negara Eropa. (NE)