Indonesiainside.id, Riyadh–Arab Saudi sepenuhnya menolak laporan Amerika Serikat (AS) yang menemukan bahwa penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), menyetujui pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018. Laporan intelijen AS sebelumnya dalam rilis mereka mengatakan bahwa MBS menyetujui pembunuhan Khashoggi.
Kementerian luar negeri Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Arab Saudi sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah dan tidak dapat diterima dalam laporan terkait pemerintah dan menyatakan bahwa laporan tersebut berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat.
“Kementerian menegaskan kembali apa yang sebelumnya diumumkan oleh otoritas terkait di Kerajaan, bahwa ini adalah kejahatan yang menjijikkan dan pelanggaran mencolok terhadap hukum dan nilai Kerajaan. Kejahatan ini dilakukan oleh sekelompok individu yang telah melanggar semua peraturan dan otoritas terkait dari lembaga tempat mereka bekerja, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi dikutip Arab News.
Dalam laporan yang dirilis oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden, mata-mata AS menyimpulkan bahwa Putra Mahkota ‘menyetujui operasi di Istanbul, Turki untuk menangkap atau membunuh’ Khashoggi. Arab Saudi sebelumnya telah menyatakan bahwa pembunuhan itu adalah operasi nakal dan menyangkal keterlibatan Putra Mahkota.
“Pemerintah menolak semua tindakan yang melanggar kepemimpinan, kedaulatan, dan independensi sistem peradilannya,” tambah Kementerian Luar Negeri Saudi dikutip AFP.
Khashoggi, seorang kritikus setia Pangeran Mohammed, dibunuh oleh tentara Saudi pada 20 Oktober 2018 setelah kejadian baku hantam di Konsulat Arab Saudi di Istanbul ujar Jaksa penuntut umum Arab Saudi saat itu. Usai pembunuhan Khashoggi, Otoritas Arab Saudi menangkap 18 orang Saudi untuk diselidiki.
Pernyataan dari Kemenlu Saudi juga menyatakan bahwa otoritas terkait di kerajaan telah bertindak dan berupaya dalam segala cara untuk memastikan bahwa 18 orang itu telah diselidiki dengan benar dan keadilan ditegakkan. (NE)