Indonesiainside.id, Jakarta – Sebanyak 62 persen dari 10.000 anak dan kaum muda perempuan yang disurvei di 19 negara yakin dengan kemampuan mereka untuk memimpin. Namun, faktanya, 65 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak mendapat akses pendidikan.
Selain itu, sebanyak 76 persen dari mereka secara aktif menyurakan keinginan mereka untuk menjadi pemimpin dalam karier, komunitas, atau di negara mereka. Hal itu menunjukkan bahwa anak perempuan di berbagai pelosok punya keinginan kuat untuk maju, namun masih menghadapi berbagai hambatan.
Menurut CEO PLAN International, perempuan sejak kecil masih menghadapi stereotip gender dan bias di berbagai hal dari akses sekolah, pekerjaan, kesempatan memimpin maupun membuat berbagai keputusan untuk hidupnya.
“Untuk itu, kami bekerja dengan berbagai mitra untuk terus mendorong kesetaraan dan kepemimpinan bagi anak perempuan di berbagai bidang,” kata Anne-Birgitte Albrectsen.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam kesempatan yang sama, berkomitmen untuk pemberdayaan anak dan kaum muda perempuan di Indonesia. Sri Mulyani mengatakan ingin agar anak-anak perempuan mampu mengembangkan kepemimpinan mereka.
Dia juga telah berperan sebagai mentor bagi 120 anak dan kaum muda perempuan dalam kegiatan Girls Leadership Program (GLP) dari seluruh Indonesia sejak Desember 2020, “Modalnya adalah mereka memiliki sensitivitas pada lingkungannya. Apa yang bisa saya bantu? Itu adalah ciri seorang pemimpin,” kata menteri selama dialog antargenerasi bertajuk “Women & Girls: Game Changers in Development” pada Sabtu.
“Kepedulian dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang membantu orang lain, karena Anda sebenarnya punya alasan untuk tidak berbuat apa-apa,” katanya.
Diskusi virtual yang digelar dalam rangka perayaan Hari Perempuan Internasional ini diikuti lebih dari 2.000 anak dan remaja perempuan. (Aza/Ant)