Indonesiainside.id, Jakarta – Seorang wanita ditangkap polisi setelah menyemprotkan merica dan mengeluarkan kata-kata kotor kepada seorang pengemudi Uber di San Francisco karena diingatkan untuk menggunakan masker.
Perempuan bernama Malaysia King, 24, ditangkap di Las Vegas karena aksi penyerangan itu dan dikenai sejumlah dakwaan lainnya. Dia ditahan tanpa jaminan pembebasan.
Selain King, perempuan lainnya Arna Kimiai, 24, juga dicari sehubungan dengan serangan pada hari Sabtu itu. Arna melalui penasihat hukum menyatakan bahwa dia bermaksud untuk menyerahkan diri segera, kata pernyataan Departemen Kepolisian San Francisco.
“Perilaku mereka terekam dalam video dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap keselamatan dan kesejahteraan pekerja layanan di tengah pandemi mematikan,” kata Letnan Tracy McCray, yang mengepalai Divisi Perampokan Departemen Kepolisian dilansir Arabnews, Jumat (12/3).
Dijelaskan polisi, pengemudi Uber, Subhakar Khadkas, diserang di Distrik Bayview saat menjemput tiga wanita tersebut. Ketika dia melihat seorang wanita tidak mengenakan masker, Khadka lantas menghentikan kendaraannya dan memberi tahu bahwa dia tidak bisa melanjutkan.
Tiba-tiba wanita di kursi belakang memarahi Khadka, menggunakan kata-kata kotor saat mobil berhenti di bahu jalan. Pada satu titik, wanita tanpa masker itu kemudian mendekatkan mulutnya kepada Khadka seraya batuk-batuk padanya. Dia kemudian mengambil ponsel Khadka dari dasbor tengah dan merobek masker wajahnya.
Khadka mengatakan kepada KPIX-TV hari Selasa bahwa setelah para wanita keluar dari mobil, seorang wanita lainnya menyemprotkan merica melalui jendela penumpang depan.
Khadka mengatakan dia harus keluar dari mobilnya karena menjadi sulit untuk bernafas.
“Saya tidak pernah mengatakan hal buruk kepada mereka, saya tidak pernah mengutuk, saya tidak dibesarkan seperti itu,” kata Khadka.
Khadka mengatakan dia yakin diserang karena dia adalah seorang imigran Asia Selatan. Dia datang ke AS delapan tahun lalu dan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya di Nepal.
Uber mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa mereka tidak mentolelir aksi penumpang tersebut dan mengharamkan mereka naik layanannya. “Uber tidak mentolerir rasisme atau kebencian dalam bentuk apa pun, terhadap komunitas mana pun,” kata pernyataan itu. (EP)