Indonesiainside.id, Jakarta – Sejumlah demonstran di Myanmar menuliskan pesan protes pada telur Paskah pada hari Minggu (4/4), sementara yang lain kembali ke jalan, berhadapan dengan pasukan keamanan setelah pada malamnya menyalakan lilin untuk ratusan orang yang terbunuh sejak kudeta 1 Februari.
Dalam rangkaian tayangan pembangkangan dadakan, sejumlah pesan termasuk “Kita harus menang”, “Revolusi Musim Semi” dan “Keluar MAH” terlihat pada telur dalam foto-foto di media sosial, yang terakhir mengacu pada pemimpin junta Min Aung Hlaing. Paskah tidak dirayakan secara luas di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.
Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis yang memantau korban dan penangkapan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 557, pada Sabtu malam.
“Orang-orang di seluruh Burma terus menyerang untuk mengakhiri kediktatoran, untuk demokrasi dan hak asasi manusia,” kata kelompok itu.
Terlepas dari pembunuhan, pengunjuk rasa terus berdatangan setiap hari di kota-kota besar dan kecil untuk menolak kembalinya kekuasaan militer setelah satu dekade menuju demokrasi.
Pada Minggu pagi, ratusan orang melakukan protes di kota kedua di negara itu, Mandalay, beberapa berjalan kaki, yang lain dengan sepeda motor, menurut gambar di media sosial, sebelum polisi dan tentara bergerak untuk membubarkan mereka. Pengunjuk rasa juga berkumpul di beberapa kota lain.
Para penentang kekuasaan militer juga melancarkan kampanye pembangkangan sipil dan mereka sering mengatur pertunjukan pembangkangan yang kreatif, yang pada Minggu Paskah diperluas menjadi protes melalui telur paskah.(EP)