Indonesiainside.id, Jakarta – Sebuah organisasi non-pemerintah Malaysia pada Senin mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden baru-baru ini tentang Peristiwa 1915.
“Negara-negara Barat justru diam atas genosida yang terus dilakukan Israel di Palestina dan India di Kashmir,” kata Presiden Dewan Permusyawaratan Malaysia untuk Organisasi Islam (MAPIM), Azmi Abdul Hamid, kepada Anadolu Agency, Senin (26/4).
Azmi Abdul Hamid, mengatakan, Biden salah besar jika dia memihak klaim Armenia. Dia menilai pernyataan Biden terlalu jauh mencampuri urusan internal Turki. MAPIM menyatakan, tentara India telah membunuh sekitar 600.000 warga Kashmir sejak 1947 dan Israel telah membuat jutaan orang Palestina mengungsi. Namun, negara-negara barat hanya diam.
Pada Sabtu lalu, Presiden Joe Biden menyebut Peristiwa 1915 sebagai genosida. Biden dinilai melanggar tradisi presiden-presiden Amerika sebelumnya yang tidak menggunakan istilah itu.
Sikap Turki soal Peristiwa 1915
Turki meyakini bahwa dalam Peristiwa 1915, kematian orang-orang Armenia di Anatolia Timur terjadi ketika sejumlah orang berbalik memihak invasi Rusia dan memberontak melawan pasukan Ottoman. Selanjutnya, relokasi orang-orang Armenia mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa.
Turki keberatan dengan penyebutan tragedi ini sebagai “genosida,” karena kedua pihak sama-sama menderita kerugian besar dalam hal jumlah korban jiwa.
Ankara telah berulang kali mengusulkan pembentukan komisi gabungan sejarawan dari Turki dan Armenia serta pakar internasional untuk mengusut masalah tersebut.
Pada 2014, Recep Tayyip Erdogan – perdana menteri Turki saat itu dan presiden saat ini – menyatakan belasungkawa kepada keturunan orang-orang Armenia yang gugur dalam Peristiwa 1915. (Aza/AA)