Indonesiainside.id, Kabul-Pejabat Afghanistan mengklaim pada hari Selasa bahwa pasukan keamanan baru-baru ini menangkap 407 teroris ISIS dari 14 negara, termasuk Pakistan, Turki, dan Iran. Kementerian Pertahanan mengatakan pasukan keamanan selama operasi pembersihan membunuh 135 Taliban dan melukai 92 lainnya dalam 24 jam terakhir.
Ahmad Zia Siraj, kepala Direktorat Keamanan Nasional, badan intelijen negara, mengatakan pada konferensi pers di ibukota Kabul bahwa di samping pemberontakan yang dipimpin Taliban, kelompok teroris internasional seperti al-Qaeda dan Daesh juga masih aktif secara intensif di Afghanistan. “Teroris yang ditangkap termasuk warga negara Iran, Pakistan, Turki, Indonesia, Aljazair, Bangladesh, India, dan Maladewa,” katanya, seraya menambahkan bahwa negara-negara kawasan dan kekuatan dunia harus menyadari dan mengambil tindakan untuk membantu melawan dampak limpahan dari fenomena ini.
Kepala intelijen Afghanistan memperingatkan bahwa jika proses politik untuk mengakhiri konflik gagal, seluruh wilayah akan menanggung akibat yang paling berat. Sementara pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang akan dimulai di Turki pada 24 April telah ditunda; Jenderal tertinggi Amerika di Afghanistan mengatakan bahwa militer AS telah mulai menutup operasi di negara itu sejalan dengan pengumuman Presiden Joe Biden untuk menarik semua pasukan pada 11 September.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Afghanistan melakukan operasi pembersihan dan serangan balasan di provinsi Ghazni, Logar, Herat, Laghman, Balkh, Ghor, Faryab, Baghlan, Takhar, Kunduz, Helmand dan Kandahar yang bergolak. “Dalam bentrokan bersenjata dan serangan balik, 135 Taliban tewas, 92 terluka, dan sejumlah besar senjata dan amunisi dihancurkan,” katanya, menambahkan bahwa 72 jenis ranjau yang ditanam oleh Taliban di berbagai bagian negara itu telah dijinakkan.
Tolo News melaporkan bahwa total 44 warga sipil dan 81 personel pasukan keamanan telah tewas dalam insiden terpisah dan serangan Taliban sejak awal bulan suci Ramadhan pada 13 April. (NE/aa)