Indonesiainside.id, Jakarta – Ketika negara-negara Muslim mengecam Israel karena serangan “barbar” terhadap Palestina, menteri luar negeri Palestina Riyad al-Maliki mengkritik negara-negara yang bergerak untuk menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu.
“Normalisasi dan berjalan menuju sistem kolonial Israel tanpa mencapai perdamaian dan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Arab dan Palestina merupakan dukungan untuk rezim apartheid dan partisipasi dalam kejahatannya,” kata Maliki pada pertemuan darurat para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam ( OKI).
“Pendudukan kolonial ini harus dihadapi, dibongkar, diakhiri, dan dilarang. Normalisasi yang dipercepat baru-baru ini tidak akan berdampak pada sentimen dunia Arab atau mengubah penilaian mereka.”
Kekerasan Israel terhadap warga Palestina membuat negara-negara seperti Sudan, Maroko, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dalam kondisi memalukan karena menormalkan hubungan dengan negara Yahudi.
Pertemuan virtual OKI diselenggarakan oleh Arab Saudi, yang belum secara resmi menormalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam pernyataan bersama, OKI mengatakan pihaknya “mengutuk keras serangan biadab yang diluncurkan oleh Israel … terhadap rakyat Palestina dan tanah serta situs suci mereka.”
Mereka menuntut penghentian penuh permusuhan, dengan mengatakan kekerasan itu menyebabkan “penderitaan parah” bagi warga sipil dan meningkatkan “risiko ketidakstabilan” di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil “tindakan segera” untuk menghentikan operasi militer Israel dan untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang bertujuan untuk mengamankan solusi dua negara.
“Melestarikan Yerusalem adalah tanggung jawab kita semua,” katanya.
Pertumpahan darah terbaru, tepat ketika umat Muslim merayakan akhir bulan suci Ramadhan, telah membuat Israel mundur kurang dari setahun setelah mereka menandatangani perjanjian normalisasi dengan beberapa negara di Timur Tengah.
Reem al-Hashimy, menteri negara UEA untuk kerja sama internasional, berbicara pada pertemuan tersebut tetapi tidak menanggapi kritik tersebut, hanya menyerukan penghentian kekerasan dan tidak secara khusus menyalahkan Israel atas masalah tersebut.(Red)