Indonesiainside.id, Jakarta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mendesak diakhirinya “siklus pertumpahan darah, teror dan kehancuran yang tidak masuk akal ” dan kembali ke negosiasi untuk solusi dua negara untuk konflik tersebut. Hal ini karena Israel terus menargetkan warga sipil Palestina di Gaza.
“Permusuhan saat ini benar-benar mengerikan. Putaran kekerasan terakhir ini hanya melanggengkan siklus kematian, kehancuran dan keputusasaan, dan semakin mendorong jauh harapan untuk hidup berdampingan dan perdamaian,” kata Guterres dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB (DK PBB).
DK PBB bertemu untuk ketiga kalinya untuk membahas ketegangan yang meningkat antara Israel dan Palestina dan serangan udara Israel baru-baru ini di Gaza.
“Roket dan mortir di satu sisi dan pemboman udara dan artileri di sisi lain harus dihentikan,” desak Guterres.
PBB terus bernegosiasi dengan semua pihak untuk gencatan senjata, katanya, menekankan bahwa “para pemimpin di semua sisi memiliki tanggung jawab untuk mengekang retorika yang menghasut dan menenangkan ketegangan yang meningkat.”
Guterres mengatakan dia “terkejut” dengan kematian warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, di Gaza. Dia juga “menyesalkan” korban jiwa Israel dari roket yang diluncurkan dari Gaza.
PBB juga memperingatkan bahwa konflik tidak hanya menyeret Israel dan Palestina tetapi juga kawasan itu ke dalam spiral kekerasan dengan konsekuensi yang menghancurkan dan dapat menciptakan bahaya baru bagi seluruh kawasan.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa bekerja tanpa lelah dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan,” kata utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland kepada dewan. “Komunitas internasional memiliki peran penting untuk dimainkan. Itu harus mengambil tindakan sekarang untuk memungkinkan para pihak mundur dari tepi jurang kehancuran.”
Upaya gencatan senjata oleh Mesir, Qatar dan PBB sejauh ini tidak menunjukkan kemajuan. Amerika Serikat mengirim utusan ke wilayah tersebut dan Presiden Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Sabtu.
Sebanyak 181 warga Palestina, termasuk 52 anak-anak dan 31 wanita, telah tewas dan 1.225 lainnya terluka sejak Israel memulai serangan di Gaza Senin lalu.
Ketegangan menyebar dari Yerusalem Timur ke Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina di sana bersumpah untuk membalas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah jika mereka tidak dihentikan.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Itu mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.(Red)