Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota Kongres AS Rashida Tlaib mengatakan Israel mengebom kantor media internasional agar dunia tidak dapat melihat kejahatan perangnya terhadap rakyat Palestina. Israel juga melakukan propaganda menyesatkan secara massif agar kekejian yang dilakukannya tidak diketahui masyarakat dunia.
“Israel menargetkan sumber media agar dunia tidak dapat melihat kejahatan perang Israel yang dipimpin oleh pemimpin apartheid Netanyahu, ”katanya, Sabtu(22/5).
Tlaib adalah salah satu dari dua wanita Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres AS. Wanita lainnya adalah Ilhan Omar, Perwakilan Minnesota, seorang Muslim keturunan Somalia.
“Perwakilan media internasional dihancurkan sehingga dunia tidak bisa melihat pembunuhan bayi, anak-anak dan orang tua mereka. Ini agar dunia tidak bisa melihat orang-orang Palestina dibantai,” tegasnya.
Mereka mengecam Presiden AS Joe Biden di PBB, dan mengatakan di Twitter bahwa “menjijikkan dan tidak bermoral bagi AS untuk mendukung pertumpahan darah yang kejam ini.”
“Saya tidak tahu kapan pun AS secara aktif memblokir gencatan senjata dan mengizinkan warga sipil dibantai,” kata Omar.
Pasukan Israel melancarkan serangan udara di sebuah gedung yang menampung beberapa organisasi berita, termasuk The Associated Press dan Al Jazeera di Kota Gaza pada hari Sabtu, di tengah putaran terbaru agresi Israel di daerah tersebut. Seluruh bangunan 12 lantai runtuh, menurut AP.
Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah serangan keji itu dan “menyuarakan keprihatinan” tentang keamanan jurnalis di wilayah tersebut tetapi gagal mengutuk rezim Israel atas kekejamannya.
Setelah gedung yang ditempati media internasional hancur, pada Sabtu malam, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken berbicara dengan presiden dan CEO The Associated Press, Gary Pruitt.
Blinken dilaporkan “menawarkan dukungannya yang tak tergoyahkan kepada jurnalis independen dan organisasi media di seluruh dunia dan mencatat pentingnya pelaporan mereka di zona konflik.”
“Dia menyatakan lega bahwa tim Associated Press di lapangan di Gaza tetap aman,” kata juru bicara Blinken.
Sementara itu dalam propagandanya, pasukan rezim zionis Israel mengatakan mereka mengebom gedung itu karena Hamas telah “menempatkan aset militer” di dalam gedung-gedung bertingkat tinggi untuk pengumpulan intelijen, komunikasi dan tujuan lain, klaim yang ditolak oleh media.
Al Jazeera mengutuk serangan itu, dan meminta “semua media dan lembaga hak asasi manusia untuk bergabung” dalam mengecam pemboman tersebut dan meminta pertanggungjawaban Israel.
Presiden dan CEO AP Gary Pruitt mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa outlet berita “terkejut dan ngeri” bahwa militer Israel akan menargetkan gedung tersebut.(EP)