Indonesiainside.id, Gaza – Otoritas pertanian Palestina mengatakan total kerugian yang diderita sektor ini akibat dari serangan militer Zionis Israel baru-baru ini di Jalur Gaza diperkirakan mencapai USD 204 juta atau sekitar Rp 3 triliun.
Kementerian Pertanian Palestina di kawasan pesisir padat penduduk mengatakan petani Gaza terlantar selama 11 hari serangan Israel karena Tel Aviv tanpa pandang bulu membombardir wilayah yang diblokade, dan mencegah mereka mencapai dan bekerja di tanah mereka.
“Kerugian tersebut termasuk penghancuran ratusan hektar tanaman sayuran dan pohon sebagai akibat dari penargetan langsung, serta terganggunya air untuk keperluan irigasi,” demikian diumumkan kementerian dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan, “Pemilik ternak juga mengalami kerugian, karena sejumlah besar burung dan hewan mati sebagai akibat dari gangguan pasokan pakan ternak karena penutupan penyeberangan perbatasan.”
Otoritas pertanian Palestina memperingatkan bahwa serangan terbaru terhadap Gaza membuat akses ke darat, ketersediaan pasar terbuka untuk hasil bumi serta peluang ekspor lebih buruk.
“Ada juga bencana lingkungan yang menjulang di utara Jalur Gaza, sebagai akibat dari pemboman Israel terhadap gudang-gudang milik pemasok kebutuhan pertanian termasuk pupuk, pestisida dan plastik,” kata para pejabat itu.
Mereka menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional dan hak asasi manusia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan dampak negatifnya pada manusia, hewan, lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Kompensasi harus dibayarkan kepada petani dan pekerja lain di sektor pertanian, tutup para pejabat.
Secara terpisah, seorang pejabat senior Palestina mengatakan penilaian menunjukkan setidaknya 1.200 unit perumahan benar-benar hancur dalam pertempuran antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza.
Naji Sarhan, deputi kementerian pekerjaan dan perumahan Gaza, mengatakan pada hari Kamis bahwa 1.000 unit rumah lainnya juga rusak dalam perang 11 hari, dan mereka tidak dapat dihuni sekarang.
“Menurut perkiraan kami, biaya pembangunan kembali unit perumahan yang hancur di Gaza adalah USD150 juta,” katanya.
Sarhan mencatat bahwa enam apartemen hunian, termasuk menara al-Jalaa, Hanadi, al-Jawhara dan al-Shorouk, dihancurkan selama operasi Israel terbaru.
“Jumlah warga Palestina yang mengungsi di Gaza telah mencapai 10.000, di mana sekitar 2.000 orang dibiarkan tanpa tempat berlindung,” demikian pernyataan resmi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa warga Palestina menghadapi “kebutuhan kesehatan yang mengejutkan” di wilayah pendudukan setelah konflik bulan lalu di Jalur Gaza.(EP)