Indonesiainside.id, Jakarta – Hizbullah memperingatkan rezim Israel bahwa negeri zionis itu akan menjadi “lautan api” jika terjadi perang lain dengan Palestina maupun Lebanon.
Dia menambahkan para pejabat rezim Israel harus membuang arogansinya dan sadar diri dari kebanggaan dan kesombongan yang tidak ada artinya.
“Mereka (Israel) seharusnya tidak salah dalam perhitungan,” kata Hassan Baghdadi pejabat senior Hizbullah. “Jika ada perang dengan Hizbullah, mereka akan melihat api neraka seperti yang tidak pernah mereka bayangkan.”
Baghdadi mengatakan para pejabat Israel “tidak belajar” dan “tidak mengerti politik yang sebenarnya”, seraya menambahkan bahwa “sifat agresif dan kriminal” mereka membawa mereka ke salah perhitungan.
“Arogansi dan agresi ini, akan segera mengakhiri rezim,” ujarnya.
Komentar Baghdadi muncul beberapa hari setelah menteri urusan militer Israel Benny Gantz mengancam Lebanon dengan serangan militer, dan mengatakan serangan di Libanon akan mencakup target yang lebih besar daripada yang diserang selama agresi baru-baru ini di Jalur Gaza yang terkepung .
Israel mengancam Lebanon dengan serangan militer skala penuh jika terjadi serangan “dari utara.”
“Jika serangan datang dari utara, Lebanon akan gemetar… rumah-rumah di mana senjata dan operasi teroris disembunyikan akan menjadi puing-puing,” kata Gantz dalam pidato pada 26 Mei. “Daftar target kami untuk Lebanon lebih besar dan lebih signifikan daripada yang untuk Gaza, dan tagihannya siap untuk diselesaikan jika perlu.”
Pernyataan Gantz muncul setelah Sayyid Hassan Nasrallah, sekretaris jenderal gerakan perlawanan Hizbullah, dalam pidatonya memperingatkan Israel bahwa setiap agresi di tempat-tempat suci di Yerusalem yang diduduki al-Quds akan mengarah pada perang regional dan kehancuran rezim Tel Aviv.
“Anda harus tahu bahwa merusak al-Quds, Masjid al-Aqsa, dan kesucian bangsa berbeda dari agresi lain yang Anda lakukan,” kata Nasrallah. “Merusak Masjid al-Aqsha dan tempat-tempat suci tidak akan berhenti di perbatasan, perlawanan Gaza, dan akan mengarah pada perang regional dan kehancuran Israel.”
Dalam 11 hari agresi rezim Israel baru-baru ini, setidaknya 260 orang tewas di Jalur Gaza, dan ribuan kehilangan tempat tinggal. Sejumlah besar properti perumahan dan komersial, termasuk gedung-gedung tinggi yang menampung kantor media, dibombardir.
Kelompok perlawanan Palestina di Gaza membalas dengan keras, akhirnya menghasilkan gencatan senjata sepihak yang diumumkan oleh Tel Aviv setelah mediasi oleh Kairo.(Red)