Indonesiainside.id, Moskow–Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kesiapan untuk melanjutkan dialog dengan Amerika Serikat (AS), setelah ia menghadiri pertemuan puncak dengan Joe Biden, jika presiden AS juga mengungkapkan keinginan yang sama. Kremlin hari ini, menyambut baik komitmen presiden AS dan Rusia untuk dialog tentang ‘stabilitas strategis’ dan kontrol senjata, sehari setelah kedua pemimpin bertemu di pertemuan puncak bersejarah di Jenewa.
“Kami siap untuk mengadakan dialog ini jika pihak Amerika juga berada di pihak yang sama,” kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi, sehari setelah kedua pemimpin itu mengadakan pembicaraan tatap muka di Jenewa.
Putin dan Biden dalam sebuah pernyataan singkat setelah pertemuan tatap muka pertama, sepakat untuk memulai dialog tentang pengendalian senjata nuklir. Selama pemerintahan Donald Trump sebagai Presiden, AS menarik diri dari beberapa perjanjian internasional, termasuk Perjanjian Interim Pasukan Nuklir (INF) dengan Rusia.
“Meskipun hanya pernyataan singkat tetapi pernyataan bersama tentang stabilitas strategis mengakui tanggung jawab khusus kedua negara tidak hanya untuk warganya masing-masing tetapi untuk seluruh dunia,” kata juru bicara Putin Dmitry Peskov dalam wawancara radio dikutip AFP.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan penolakan terhadap kemungkinan perang nuklir oleh kedua belah pihak adalah sebuah keberhasilan yang nyata. Sejak perpanjangan kesepakatan nuklir New START di bawah Biden, Ryabkov mengatakan, ini adalah langkah kedua Washington dalam memulihkan akal sehat dan pendekatan yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek utama keamanan nasional.
NEW START adalah aliansi terbaru untuk mengurangi senjata antara dua negara nuklir yang memiliki lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia. Menurut Ryabkov, dialog tentang stabilitas strategis antara Moskow dan Washington akan segera dimulai.
“Ini beberapa minggu lagi, bukan beberapa bulan,” katanya.
Setelah pertemuan antara kedua pemimpin yang berlangsung lebih dari tiga jam, Putin, yang berbicara kepada wartawan, mengatakan pertemuan itu konstruktif tetapi masih ada beberapa masalah yang memecah belah. Hubungan antara Moskow dan Washington berada di titik terendah sejak berakhirnya Perang Dingin hingga masing-masing berlomba untuk memproduksi senjata baru. (NE)