Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memuji kemampuan drone buatan Turki yang memperkuat pertahanan negaranya.
Berbicara kepada wartawan di provinsi Antalya selatan, Kuleba mengatakan: “Secara strategis kami ingin melakukan dua hal: drone Turki dilengkapi dengan mesin Ukraina dan kami ingin melokalisasi produksi drone di Ukraina.”
Ukraina pada 2019 membeli enam kendaraan udara tak berawak (UAV) bersenjata Bayraktar TB2 dan tiga sistem stasiun kontrol darat dari Turki.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina Kolonel Jenderal Rusan Khomchak baru-baru ini mengatakan negara itu akan mengakuisisi lima drone Bayraktar TB2 lagi pada tahun 2021.
Drone Turki telah mendapatkan popularitas sejak perangkat militer itu dikerahkan di Suriah, Libya dan Azerbaijan selama konflik yang secara mencolok diliput di seluruh dunia.
UAV itu saat ini aktif digunakan di Turki, Qatar, Libya, Ukraina dan Azerbaijan.
“Rusia berusaha keras untuk membujuk negara-negara agar tidak menjual senjata ke Ukraina karena Rusia menginginkan Ukraina yang lemah. Semakin lemah kita, semakin mudah bagi Rusia untuk memaksakan sesuatu kepada kita,” kata Kuleba.
“Drone diperlukan untuk menghalangi Rusia sehingga Rusia berpikir dua kali sebelum merencanakan eskalasi atau serangan skala besar ke Ukraina. Ini berlaku tidak hanya untuk drone tetapi untuk segala jenis peralatan militer yang dibeli Ukraina. Kami tidak membeli pesawat tak berawak untuk menyerang tetapi untuk membela diri,” Kuleba menjelaskan.
Turki, bersama dengan anggota NATO lainnya, mengkritik pencaplokan Krimea oleh Moskow pada tahun 2014 dan menyuarakan dukungan untuk integritas teritorial Ukraina ketika pasukan Kyiv memerangi separatis pro-Rusia di Ukraina timur.(Red)