Indonesiainside.id, Sydney–Pemerintah Australia hari ini mengumumkan kuota kedatangan turis asing ke negara itu dikurangi hingga 50 persen, untuk mengendalikan peningkatan kasus infeksi COVID-19. Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan itu adalah upaya pemerintah untuk mengekang penyebaran luas pandemi COVID-19 di negara itu, ketika hampir setengah dari populasi Australia diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Morrison mengatakan di bawah strategi COVID Zero, hanya 6.000 orang yang diizinkan memasuki Australia dari luar negeri setiap minggu melalui penerbangan komersial. “Individu yang datang dari luar negeri harus menjalani karantina selama dua minggu di hotel,” katanya.
Morrison mengatakan kuota akan dikurangi menjadi sekitar 3.000 orang pada pertengahan bulan ini meski pemerintah sekaligus meningkatkan frekuensi penerbangan repatriasi swasta. Keputusan itu diumumkan oleh Morrisson di tengah kemarahan yang keterlaluan menyusul pembatasan pergerakan yang tiba-tiba berulang kali, kurangnya fasilitas karantina hotel, dan pengiriman suntikan vaksin yang lambat.
Meskipun lebih dari 18 bulan pandemi COVID-19 terdeteksi di Australia, kurang dari delapan persen orang dewasa menerima suntikan vaksin. “Ini adalah masa sulit ketika orang menghadapi pembatasan. Masih ada perjalanan yang harus kita lalui,” kata Morrison dikutuip AFP.
Sekitar 10 juta orang yang meliputi penduduk di Sydney, Brisbane dan Perth saat ini sedang dalam proses penerapan pembatasan pergerakan. Meskipun jam malam dicabut di Alice Springs, Darwin, dan Gold Coast, klaster COVID-19 terus menyebar terutama di Sydney.
Untuk meredakan kemarahan orang-orang di negara itu, Morrison mengatakan pemerintah akan menerapkan strategi vaksinasi yang ditargetkan selain mengizinkan perbatasan dibuka secara bertahap dan memulihkan kehidupan normal. (NE)