Indonesiainside.id, New Delhi– Kementerian Kesehatan India mengatakan sedang menyelidiki kematian manusia pertama yang terdokumentasi akibat flu burung, setelah seorang anak laki-laki berusia 11 tahun terjangkit penyakit itu awal bulan ini. Anak yang tinggal di Gurgaon di luar New Delhi itu juga menderita leukemia dan radang paru-paru.
Dia dirawat di rumah sakit di ibu kota pada 2 Juli dan meninggal 10 hari kemudian setelah gagal organ. Kementerian kemarin mengatakan pengurutan genom dan isolasi virus sedang dalam proses dan penelitian epidemiologis sudah dimulai, kutip AFP.
Flu burung terjadi terutama pada unggas dan unggas, dengan kasus penularan dari manusia ke manusia yang sangat jarang. H5N1 pertama kali muncul pada tahun 1997, kemudian menyebar antara tahun 2003 dan 2011, sedangkan H7N9 pertama kali terdeteksi pada tahun 2013.
Dua jenis flu burung, H5N1 dan H7N9, pertama kali terdeteksi pada tahun 2013, menyebabkan kontaminasi ke manusia di Asia melalui unggas yang terinfeksi. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), H7N9 telah menginfeksi 1.668 orang dan menyebabkan 616 kematian sejak 2013.
Dalam kasus di India, kementerian kesehatan mengatakan virus itu termasuk subtipe H5Nx, yang dianggap mengkhawatirkan karena dapat berkembang menjadi jenis yang sangat berbahaya. Para dokter dan perawat yang merawat pasien telah dipantau sejak 16 Juli dan sejauh ini tidak ada yang melaporkan gejala apa pun.
Pelacakan kontak juga dilakukan tetapi anggota keluarga, kenalan dekat dan petugas kesehatan juga tidak menunjukkan gejala. Bulan lalu, China mengungkapkan kasus pertama flu burung dan pada Februari Rusia mendeteksi penyakit tersebut di antara para pekerja di pabrik unggas. (NE)