Indonesiainside.id,Beijing– Korban tewas dari tragedi banjir di provinsi tengah China telah meningkat menjadi 302 orang dengan puluhan lainnya masih hilang, kata pejabat pemerintah, menambahkan bahwa jumlah hujan dalam setahun turun hanya dalam tiga hari. Zhengzhou, yang juga merupakan ibu kota provinsi Henan dan pusat banjir, terkena dampak paling parah dengan 292 orang tewas dan 47 hilang.
Warga terjebak di kereta bawah tanah, tempat parkir bawah tanah dan bahkan terowongan. Sebelumnya, foto banyak penumpang kendaraan menjadi viral saat banjir setinggi bahu angkutan bawah tanah di Jalur 5 dengan 14 orang di antaranya tewas, sementara puluhan kendaraan penumpang terjebak di dalam terowongan.
Wali Kota Hou Hong mengatakan kepada wartawan banyak yang tewas di Zhengzhou karena banjir dan tanah longsor, bahkan mengatakan mereka menemukan 39 mayat di tempat parkir bawah tanah dan ruang bawah tanah lainnya. Tragedi itu adalah banjir terparah di China dalam satu dekade.
Hujan yang mulai 17 Juli mempengaruhi 14 juta orang, merusak ribuan rumah dan mengakibatkan kerugian ekonomi mencapai 53 miliar yuan di Zhenzhou saja. Namun, kerugian keseluruhan di seluruh wilayah diperkirakan akan berlipat ganda dari jumlah itu.
Para ahli mengklaim, terjadinya cuaca buruk – banjir besar dan kekeringan – disebabkan oleh perubahan iklim. Namun, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana Cina siap menghadapi cuaca buruk seperti itu, ketika penduduk sekarang menghitung biaya kehilangan bisnis dan properti. (NE)