Indonesiainside.id, Jakarta—Hari ini, 6 Agustus, menandai peringatan ke-76 bom atom yang disebut ‘Little Boy’ dari pesawat B-29 Enola Gay AS yang jatuh di Hiroshima, Jepang. Pengeboman sekitar pukul 08.15 waktu setempat merenggut nyawa hampir 80.000 penduduk, termasuk anak-anak yang tidak bersalah.
Bahkan para penyintas menderita efek kesehatan jangka panjang seperti kanker dan penyakit kronis, yang disebabkan oleh efek radiasi. Peristiwa tahun 1945 mengubah kota Hiroshima menjadi medan tekukur yang jauh.
Kota ini mencatat suhu panas ekstrem yang mampu melelehkan besi dan menghancurkan segalanya. Tiga hari kemudian, sekitar pukul satu dini hari waktu setempat, Amerika Serikat kembali menjatuhkan bom yang disebut ‘Fat Man’ di Nagasaki.
Fat Man adalah nama kode dari bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki, Jepang pada 9 Agustus 1945. Pada saat itu Fat Man merupakan bom nuklir kedua yang digunakan dalam perang serta merupakan ledakan nuklir buatan manusia yang ketiga.
Lebih dari 40 persen kota hancur dengan 40.000 nyawa hilang dalam sekejap mata. Tragedi mengerikan dalam sejarah perang dunia membuat dua kota terpenting di Jepang lumpuh total.
Peristiwa hitam tersebut tidak hanya meninggalkan dampak yang mengerikan bagi masyarakat Jepang, tetapi juga masyarakat dunia. Ini juga memelopori upaya untuk menjaga dunia bebas dari senjata nuklir.
Pasalnya, penggunaan senjata tersebut mampu menghambat populasi dunia. Dan setelah beberapa dekade, perjanjian larangan kepemilikan senjata nuklir diadaptasi pada tahun 2017.
Namun, hingga saat ini, tidak ada negara tenaga nuklir yang bergabung dalam perjanjian tersebut. (NE)