Instagram Story penuh dengan update foto pegang kartu vaksinasi Covid-19 dengan stiker “I’ve had my COVID vaccine”. Grup WhatsApp himpunan pelajar Indonesia pun ramai dengan informasi, sekarang siapa pun di Inggris, bisa mendapatkan vaksin dengan cara walk-in asalkan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Betulkah mendapatkan vaksin di Inggris sangat mudah? Semudah apa mendapatkan suntikan di Inggris? Rafkha Gibrani, Koresponden Indonesiainsideid di Inggris menuliskan untuk Anda.

Karena sudah mendapatkan janji second jab (suntikan kedua) tengah bulan Agustus, fasilitas walk-in vaccination yang hadir aku cuekin, hingga Sabtu pagi. Saat nongkrong di kereta menuju Kota Bath, topik walk-in vaccination dibahas. Semua memuji kesederhanaan dan prosesnya yang tak berbelit.
Tinggal datang, tunjukkan nomor NHS (National Health Service), suntik lalu pulang. Selanjutnya terserah Anda mau tidur, makan atau beristirahat, klesetan.
Bagi mahasiswa yang tinggal di UK, kartu NHS semacam sistem asuransi yang sudah menjadi satu saat mengurus visa pelajar. Saat mengurus visa, kita juga bayar untuk asuransi. Persoalan kesehatan, termasuk vaksin, semuanya satu layanan. Artinya, kita juga bisa mendapatkan vaksin dengan mudah dan gratis.
Dua orang teman sudah mendapatkan Second Jab mereka dengan walk-in. Wacana paspor vaksin untuk yang sudah dua kali divaksin sekarang benar ada. Setelah dua kali divaksin, setiap orang akan dapat paspor vaksin yang akan nantinya akan jadi “tiket” untuk masuk ke acara-acara besar ataupun pergi keluar negeri.
Paspor vaksin ini merupakan aplikasi yang berisi nama, tanggal lahir, dan jenis vaksin serta semua informasi yang relevan tentang vaksin yang sudah disuntikkan. Sistem dan layanan seperti ini di Eropa sudah dimulai sejak 1 Juli lalu.
Saya cari informasi tentang fasilitas walk-in vaccination di Brighton, ternyata pemerintah Kota Brighton menyediakan banyak fasilitas. Beda tempat, beda vaksin. Pfizer di tempat A, AstraZeneca di tempat B, dan Moderna di tempat C. Menjelang Jumatan, saya harus ambil bus yang lebih awal, sambil melipir sebentar ke sebelah gereja tempat walk-in vaksin.
Siapa pun boleh memilih. Mau divaksin pakai yang mana, Pfizer, Moderna, atau AstraZeneca. Pada saat second jab pun, warga dengan mudah menjumpai truk-truk vaksin untuk memilih jenis serum yang mereka suka.
Caranya mudah. Cukup mencari informasi di internet, di laman NHS. Di sana sangat jelas disebutkan di mana saja truk-truk serupa truk es krim ini mangkal. Tentu saja dengan pelayanan tenaga medis yang juga ramah.

Jika saat ini di Indonesia harus antre untuk mendapatkan vaksin, di Inggris sebaliknya. Bahkan cenderung sepi. Namun ada saja yang datang untuk vaksin. Truk-truk vaksin (atau lebih tepatnya van) ini memang selalu mejeng ditempat yang mudah ditemukan. Misalnya, di sebelah gereja, atau di tempat keramain lain. Kehadiran mereka ini mencolok karena ada tulisan Walk-in Vaccination dan NHS.
Di Inggris saat ini sudah banyak orang sudah membuka masker, meski masih memakainya di tempat-tempat tertutup. Sepintas, kehidupan sudah mulai pulih, seperti sedia kala. Namun, tetap saja banyak orang waspada dan kelihatan aneh jika bermasker.
Minggu lalu, saya berkunjung ke Stamford Bridge, stadion milik Chelsea, menyaksikan pertandingan pramusim. Semua orang sudah lepas masker. Bahkan cenderung longgar dan tidak ada lagi pemeriksaan ketat.
Saya kemudian mendatangi satu truk vaksin itu. Tanpa antre, dengan membawa kartu vaksin dengan stiker berbentuk hati bertuliskan “vaccinated”, petugas medis yang berjaga dengan rompi hijau dan papan kertas untuk mencatat data orang-orang yang datang ke fasilitas tersebut. Mereka menyambut dengan sapaan lokal, “Hi there, you alright?”. Kujelaskan tujuan utama ke situ untuk apa, vaksin dosis kedua.
Mereka kemudian bertanya, kapan aku dapat suntikan pertama? “When did you have your first jab?” Kuperlihatkan kartu vaksin yang tertulis “Pfizer BioNtech, 22 JUNE 2021”.
Melihat tulisan itu, mereka langsung komentar begini; “I’m sorry but you can’t have your second jab today, I’m afraid, it has to be eight weeks after you got your first”. Mereka tidak bisa memberi suntikan kedua, karena jangka waktunya harus delapan minggu, sedang aku baru enam minggu.
Tapi sengaja aku sedikit ngeyel, “but my friend, had it after six weeks after his first”. Lalu kukatakan, temanku boleh vaksin kedua enam minggu dari vaksin pertama. Namun, dia tetap menolak dan menjelaskan bahwa delapan minggu jarak antara vaksin pertama dan kedua adalah regulasi yang ada di negara itu.
Jempol, batinku. Soal vaksin ini ternyata jangan coba-coba. Sehingga tanpa basa basi langsung kusetop bus yang ada di pinggir jalan tersebut dan lanjut jalan ke masjid.
Inggris adalah salah satu dari beberapa negara yang terdepan mengantre vaksin Covid-19 dan sempat menjadi negara dengan rasio vaksinasi tercepat di dunia. Inggris juga memiliki stok vaksin Covid-19 paling memadai di antara negara-negara lain di tengah krisis pandemi ini sehingga, per 1 Agustus 2021, lebih dari 57% penduduk di Inggris sudah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19 (fully vaccinated) dan lebih dari 70% penduduk mendapatkan dosis pertama dari total 85 juta dosis vaksin yang telah diberikan. Saat ini, Inggris telah mencapai tahap herd immunity dengan menghapuskan semua pembatasan dan larangan terkait pandemi COVID-19. (Aza)