Indonesiainside.id, Jakarta – Iran dan Indonesia menandatangani perjanjian yang memungkinkan ekspor robsurgeon (robot canggih untuk operasi) buatan Iran ke Tanah Air.
Perjanjian ini ditandatangani di Teheran pada hari Minggu di hadapan Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi, Sourena Sattari dan Wakil Menteri Kesehatan Indonesia Abdul Qadir.
Abdul Qadir telah melakukan perjalanan ke Republik Islam untuk diskusi mengenai pengembangan kerja sama antara kedua belah pihak, lansir media lokal Iran, PressTV, Senin(9/8).
Kesepakatan itu menjadi tujuan utama kedatangan delegasi Indonesia yang mempertemukan Perusahaan Robotika Sina dan Indofarma yang memungkinkan ekspor robot, bernama Sina, ke Indonesia.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Republik Islam Iran juga dipercaya untuk mendirikan dua wilayah pusat pengembangan di Indonesia yang akan dikhususkan untuk pengembangan robot bedah.
Iran meluncurkan robot itu pada Juni 2015 lalu dan menjadi negara kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang sukses membuat robot telesurgery. Pasien yang dioperasi dengan robosurgeon akan ditangani dokter bedah dari jarak jauh.
Robot ini dilengkapi dengan dua lengan mekanis. Lengan terhubung ke panel kontrol jauh yang diawaki oleh ahli bedah manusia.
Secara terpisah selama pertemuan hari Minggu, kedua belah pihak menandatangani dokumen eksekutif yang memungkinkan kerja sama di bidang nanoteknologi.
Sattari menyatakan kesiapan Iran untuk bekerja sama dengan pihak lain di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terkait kesehatan melalui berbagai proyek. Ia juga mengatakan siap mengekspor komoditas medis terkait virus corona ke Indonesia dan bahkan mendirikan pusat-pusat terkait di sana yang dapat menghasilkan produk itu sendiri.
Pejabat Iran itu, juga telah mengadakan pertemuan virtual dengan Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin, yang mengatakan negaranya sedang membutuhkan membeli obat Iran yang dapat membantunya memerangi pandemi.(Nto)