Indonesiainside.id, Casablanca–Israel dan Maroko mencapai kesepakatan untuk segera membuka kedutaan di negara masing-masing. Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengumumkan hal itu pada Kamis (12 /8) di akhir kunjungan pertamanya sejak kedua negara memulihkan hubungan diplomatik.
“Pagi ini (kemarin), kami memutuskan dengan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita bahwa kami akan membuka kedutaan penuh di Tepi Barat serta Maroko dalam beberapa bulan ke depan,” kata Lapid pada konferensi pers di ibukota komersial Casablanca dikutip AFP.
Desember lalu, Maroko menjadi negara Arab keempat pada 2020 yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan. Kantor penghubung Israel di Maroko dibuka di ibu kota Rabat Kamis pagi, di sela-sela kunjungan Lapid ke negara Afrika Utara itu.
Lapid menyambut baik hubungan dengan negara-negara Arab, bahkan mengatakan bahwa negara-negara lain akan mengikuti tetapi tidak memberikan nama negara-negara tersebut. Dia juga mengumumkan bahwa penjajah Palestina juga akan membuka kedutaan besar di Bahrain.
Mengenai hubungan Israel-Palestina, Lapid menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya untuk menciptakan dua negara untuk menyelesaikan konflik, tetapi tidak dalam situasi saat ini. Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan kunjungan Lapid “penting bagi Israel, Maroko dan kawasan yang lebih luas”.
Kedutaan Besar AS di Rabat mengatakan hubungan antara kedua negara akan menghasilkan “manfaat nyata” bagi kedua belah pihak termasuk penerbangan komersial langsung dan kerja sama ekonomi. Pada hari Rabu, Israel dan Maroko menandatangani perjanjian konsultasi politik, penerbangan dan budaya.
Maroko dan Israel mempertahankan kantor penghubung pada 1990-an sebelum menutupnya selama intifada Palestina kedua yang meletus dari tahun 2000 hingga 2005. (NE)