Indonesiainside.id, Beijing– China menolak permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan studi baru tentang asal usul virus corona alias Covid-19. Penolakan itu dilakukan setelah WHO mendesak Beijing untuk membagikan data mentah dari kasus COVID-19 paling awal untuk menerapkan kembali studinya tentang asal-usul penyakit virus tersebut.
Pada Januari 2021, tim ahli WHO internasional pergi ke Wuhan untuk menghasilkan laporan fase pertama, yang ditulis bersama rekan-rekan mereka dari China, tetapi gagal menemukan posisi pasti tentang asal usul virus. Sebuah laporan WHO mengatakan bahwa virus yang melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara adalah skenario yang paling mungkin, dan spekulasi tentang virus yang muncul dari laboratorium virologi Wuhan adalah mustahil.
Namun, sebagai tanggapan atas permintaan terbaru WHO, China menegaskan kembali pendiriannya bahwa studi pendahuluan sudah cukup dan permintaan untuk data lebih lanjut didorong oleh agenda politik daripada penelitian ilmiah. Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu menolak proposal studi baru dan mengatakan: “Kesimpulan dan rekomendasi dari laporan bersama WHO-China telah diakui oleh komunitas internasional dan komunitas ilmiah.”
“Pekerjaan pelacakan global di masa depan harus dan hanya dapat dilakukan lebih lanjut berdasarkan laporan ini, daripada memulai yang baru,” tambah pejabat China itu france24.com.
Teori penularan virus dari laboratorium China awalnya ditolak oleh aturan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sejak menginfeksi korban pertamanya di kota Wuhan di China tengah pada akhir 2019, wabah telah menyebar ke hampir setiap negara di dunia, menewaskan lebih dari empat juta orang sejauh ini.
China juga meminta AS untuk memberikan penjelasan lengkap tentang kegiatan bio-militernya di dalam dan luar negeri, yang menjadi perhatian Rusia dan lainnya. (NE)