Indonesiainside.id, Washington – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush, yang memulai perang melawan Taliban mengaku dirinya memantau perkembangan yang terjadi di Afghanistan.
Bush waktu itu mengobarkan perang atas Taliban karena menuding wilayah itu menjadi persembunyian pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.
Osama diburu Amerika dengan tuduhan terlibat dalam serangan ke menara kembar pada 11 September 2001.
Dalam surat yang dirilis Senin (16/8) malam waktu setempat, Presiden ke-43 AS ini menyatakan dirinya dan sang istri, mantan Ibu Negara Laura Bush ‘bersiap sebagai warga Amerika untuk memberikan dukungan dan bantuan’ setelah Taliban kembali berkuasa di Afghanistan.
Bush juga mengaku dalam ‘kesedihan mendalam’ setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. Bush juga mendorong otoritas AS untuk mempercepat proses evakuasi dari Afghanistan.
“Laura dan saya menyaksikan peristiwa tragis yang terjadi di Afghanistan dengan kesedihan mendalam,” tulis Bush dalam suratnya.
“Hati kami merasa berat bagi rakyat Afghanistan yang telah sangat menderita dan bagi warga Amerika dan sekutu NATO yang telah banyak berkorban,” tambahnya.
Dalam wawancara eksklusifnya bersama DW, mantan Presiden AS George W. Bush mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan nasib perempuan dan anak-anak di Afganistan setelah pasukan Amerika dan NATO meninggalkan negara itu.
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush menyebut penarikan pasukan AS dan NATO dari Afganistan sebagai sebuah kesalahan.
“Saya khawatir perempuan dan gadis Afganistan akan menderita kerugian yang amat buruk,” ujarnya seraya menambahkan bahwa dia juga prihatin dengan nasib penerjemah dan orang-orang yang memberikan dukungan kepada pasukan asing di Afganistan.
Presiden Amerika yang terkenal dengan politik perang dan pernah disebut oleh Presiden Venezuela Hugo Chavez sebagai “Setan” ini juga merasa hatinya hancur dengan kemenangan Taliban.
“Mereka hanya akan ditinggalkan untuk dibantai oleh orang-orang yang sangat brutal ini, dan itu menghancurkan hati saya,” kata Bush.
Namun, apa yang disampaikan oleh Bush tampaknya tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan saat ini.
Kubu Taliban, pada Selasa(17/8) menyatakan memberikan amnesti di Afghanistan dan menyatakan perlunya keterlibatan perempuan dalam pemerintahannya.
Sejauh ini dalam upayanya menguasai Ibu Kota Kabul, tidak dilaporkan adanya pertempuran atau pelanggaran kemanusiaan lainnya yang terjadi. Warga Afghanistan menghadapi ‘new normal’ di bawah pemerintahan Taliban. (Nto/AfP/DW)