Indonesiainside.id, Kabul – Taliban mendeklarasikan amnesti di seluruh Afghanistan dan memberikan kesempatan pada perempuan untuk bergabung dengan pemerintahnya.
Pernyataan yang dikeluarkan Enamullah Samangani, anggota komisi budaya Taliban itu, merupakan komentar pertama tentang pemerintahan setelah serangan mereka di berbagai penjuru negara itu.
Sejauh ini tidak ada laporan tentang pelanggaran atau pertempuran di Kabul, di mana banyak penduduk tetap tinggal di rumah. Menyusul pengambilalihan kekuasaan, dan mengosongkan penjara-penjara dan menjarah gudang-gudang senjata.
”Emirat Islam tidak ingin perempuan menjadi korban,” kata Samangani, menggunakan istilah yang digunakan kelompok militan itu untuk Afghanistan. ”Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah.”
Ia menambahkan, “Struktur pemerintahan belum sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung.”
Samangani juga tidak jelas mengenai rincian lainnya, namun, menyiratkan bahwa orang-orang yang sudah mengetahui aturan hukum Islam diharapkan Taliban untuk memenuhinya. ”Orang-orang kami adalah Muslim dan kami di sini bukan untuk memaksa mereka masuk Islam,” katanya.
Taliban memerintah sesuai dengan interpretasi hukum Islam. Kelompok itu berusaha untuk menunjukkan sikap yang lebih moderat dalam beberapa tahun terakhir, meski banyak orang Afghanistan tetap skeptis.
Sementara itu, juga pada Selasa, Stefano Pontecorvo, perwakilan sipil senior NATO untuk Afghanistan, memposting video online yang menunjukkan landasan pacu kosong dengan pasukan Amerika berjaga-jaga di landasan. Apa yang tampak seperti pesawat kargo militer terlihat dari kejauhan, dari balik pagar yang dirantai, dalam rekaman tersebut.
Landasan pacu “terbuka”, tulisnya di Twitter. ”Saya melihat pesawat mendarat dan lepas landas.”(VOA/Nto)