Indonesiainside.id, Washington – Perang berkepanjangan di Afghanistan telah membuat sejumlah kontraktor tentara bayaran di Amerika kaya raya. Miliaran dolar mengalir deras ke pundi-pundi mereka dari para pembayar pajak.
Hal ini diungkapkan oleh kolumnis ternama Nassim Nicholas Taleb, yang menyebutkan, perang di Afghanistan sebagian besar merupakan “transfer kekayaan” kepada kontraktor militer Amerika.
Alasan Taleb sederhana, karena kehadiran tentara bayaran Amerika selama ini begitu kelihatan di Afghanistan dan daerah konflik lainnya di mana Amerika berada, seperti juga di Irak.
Apa yang disampaikan Taleb sejalan dengan analis lain tentang peran kontraktor militer dalam perang AS. Afganistan (2001-2021).
Saqib Qureshi, seorang dosen tamu di London School of Economics, menulis op-ed di Newsweek baru-baru ini berjudul “Taliban Tidak Menang di Afghanistan, Kontraktor Pertahanan yang Menang.”
Sementara di Twitter, banyak yang menanggapi posting Taleb dengan mencatat bahwa pendiri Wikileaks Julian Assange telah menunjukkan tahun lalu bahwa tujuan sebenarnya di balik perang AS di Afghanistan adalah “untuk menggelar perang tanpa akhir, bukan perang yang sukses,” untuk “mencuci dana dari basis pajak Amerika Serikat … ke tangan elit keamanan transnasional.”
Sumber resmi lembaga pemerintah AS yang terlibat langsung dalam perang, termasuk Departemen Pertahanan AS, Departemen Luar Negeri, USAID, dan sejenisnya, telah menghabiskan sekitar USD 887 miliar di Afghanistan.
Namun, jika ditotal dengan tambahan biaya lainnya diperkirakan perang di Afghanistan menelan lebih dari USD 2,26 triliun uang para pembayar pajak di AS.
Seorang mantan perwira CIA juga mengatakan Amerika Serikat telah menyia-nyiakan triliunan dolar untuk perang di Afghanistan dan Irak tanpa hasil apa-apa alias mubazir, lansir PressTV.
“Tidak hanya perang di Afghanistan dan Irak yang memperburuk situasi, tetapi fakta bahwa tidak ada seorang pun di Washington yang dapat mendefinisikan ‘kemenangan’ dan memikirkan strategi keluar dan menjamin kestabilan di sana. Ada ratusan ribu kematian dan triliunan dolar dihabiskan sesuatu yang sia-sia,” kata mantan spesialis kontra-terorisme Amerika dan perwira intelijen militer CIA, Philip Giraldi.
Presiden AS Joe Biden telah memutuskan untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika dan menarik pasukan AS dari Afghanistan pada 31 Agustus 2021, setelah Amerika menyadari bahwa pembayar pajak tidak mendapat imbalan apa pun selama 20 tahun pendudukan.
(Nto)