Indonesiainside.id, Kabul— Dua ledakan itu terjadi di Kabul, bandara Afghanistan pada Kamis pagi waktu AS, dan Pentagon mengkonfirmasi bahwa “serangan kompleks” itu mengakibatkan “sejumlah korban AS dan warga sipil.” Serangan itu menewaskan sedikitnya 60 warga Afghanistan dan 13 tentara AS, kata pejabat Afghanistan dan AS.
“Imarah Islam mengutuk keras pemboman warga sipil di bandara Kabul, yang terjadi di daerah di mana pasukan AS bertanggung jawab atas keamanan,” kata Zabihullah Mujahid, juru bicara kelompok Taliban yang menguasai Afghanistan, di media sosial. “Imarah Islam sangat memperhatikan keamanan dan perlindungan rakyatnya, dan lingkaran jahat akan dihentikan secara ketat,” tambahnya dikutip Washington Examiner.
Tidak jelas berapa banyak orang yang terluka dan tewas dalam ledakan itu, meskipun laporan awal menunjukkan bahwa setidaknya 13 orang tewas, termasuk anak-anak, menurut NBC News. Mujahid mengatakan bahwa 52 orang terluka, menurut Tolo News.
“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa sejumlah anggota layanan AS tewas dalam serangan kompleks hari ini di bandara Kabul,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan pada Kamis sore. “Sejumlah lainnya dirawat karena luka-luka. Kami juga tahu bahwa sejumlah warga Afghanistan menjadi korban serangan keji ini.”
Tidak ada kelompok yang segera bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun para pejabat yakin ISIS-K atau IS-K, diduga berada di balik serangan itu, menurut Associated Press. Kedutaan Besar AS di Kabul memperingatkan “ancaman keamanan di luar gerbang bandara Kabul” pada Rabu malam, mendesak warga Amerika untuk menghindari bepergian ke bandara.
Presiden Joe Biden telah memperingatkan dalam beberapa hari terakhir bahwa tentara di Afghanistan berada dalam bahaya serangan oleh IS-K.
Taliban telah bekerja dengan AS yang kini menguasai bandara. Perwakilan dari kelompok yang telah berjuang melawan AS selama 20 tahun ini telah berulang kali menuntut agar Negeri Paman Sam mendukung penarikan diri Presiden Joe Biden pada 31 Agustus, dengan mengatakan perpanjangan akan menjadi “garis merah.” (NE)