Indonesiainside.id, Jakarta – Seorang pejabat senior militer AS mengatakan China akan segera melampaui Rusia sebagai ancaman nuklir utama bagi Amerika Serikat. Amerika seraya memperingatkan bahwa kedua kekuatan nuklir itu tidak memiliki mekanisme untuk menghindari miskomunikasi.
“Akan ada titik, titik persimpangan, di mana jumlah ancaman yang disajikan oleh China akan melebihi jumlah ancaman yang saat ini dihadirkan Rusia,” kata Letnan Jenderal Angkatan Udara AS Thomas Bussiere, wakil komandan Komando Strategis AS yang mengawasi persenjataan nuklir Amerika.
“Akan ada titik persimpangan, kami percaya, dalam beberapa tahun ke depan,” tambah Bussiere, menekankan bahwa penentuan tidak akan hanya didasarkan pada jumlah hulu ledak nuklir yang ditimbun Beijing, tetapi juga pada bagaimana mereka menerjunkannya dalam operasi militer.
Dia lebih lanjut mencatat bahwa tidak seperti Rusia, Washington tidak memiliki perjanjian atau mekanisme dialog dengan China tentang masalah ini untuk “mengurangi kesalahan persepsi atau kebingungan.”
Pejabat senior militer juga menuduh bahwa pengembangan kemampuan nuklir China “tidak dapat lagi diselaraskan” dengan posisi publiknya yang bermaksud untuk mempertahankan pencegah nuklir minimum.
Bussiere juga menyatakan keprihatinan atas kemajuan China dalam teknologi rudal untuk mengirimkan hulu ledak semacam itu, mengklaim bahwa Beijing tahun lalu menguji lebih banyak kemampuan rudal balistik daripada gabungan seluruh dunia.
Pernyataan Bussiere muncul di tengah upaya Washington yang gigih untuk menyelaraskan kembali kebijakan luar negerinya yang bertujuan untuk memberikan penekanan lebih besar di kawasan Indo-Pasifik untuk melawan kekuatan ekonomi dan militer China yang melonjak.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang persenjataan nuklir China yang berkembang selama pertemuan dengan para menteri luar negeri negara-negara Asia dan negara-negara mitra pada awal Agustus.
(ANT/Nto)