Indonesiainside.id, Jakarta – Pemimpin Taliban meminta agar semua pegawai departemen kesehatan wanita di pusat dan provinsi untuk kembali bekerja dan melaksanakan tugasnya.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mentweet pada hari Jumat bahwa Kementerian Kesehatan Masyarakat Imarah Islam menyarankan semua karyawan wanita di pusat dan provinsi untuk menghadiri tugas mereka secara teratur. Pekerjaan perempuan tidak dibatasi di bawah kepemimpinan mereka.
Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Taliban akan membatasi kebebasan perempuan di negara itu, seperti yang mereka lakukan selama masa jabatan mereka sebelumnya.
Meskipun mereka tidak akan membatasi perempuan untuk bekerja atau menolak hak anak perempuan atas pendidikan kali ini, Taliban akan memastikan kebebasan mereka di bawah hukum Syariah.
Perlakuan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan, menurut Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet, akan menjadi “garis merah mendasar.”
Selama pemerintahan Taliban 1996-2001, perempuan tidak diizinkan bekerja, harus memakai jilbab, dan harus ditemani oleh muhrimnya jika mereka ingin meninggalkan rumah.(Nto)