Indonesiainside.id, Jakarta – Perusahaan tentara bayaran AS Blackwater memicu kemarahan publik setelah sebuah laporan mengatakan, Erik Prince, CEO perusahaan itu menawarkan biaya USD 6.500 per orang untuk menerbangkannya keluar dari Afghanistan ketika tenggat waktu evakuasi makin sempit di tengah kendali Taliban.
Erik Prince, yang juga mantan Navy SEAL AS, memberi tahu Wall Street Journal bahwa dia menawarkan tiket pesawat pesawat sewaan dari Afghanistan seharga USD 6.500 atau Rp 91 juta yang menurutnya murah, dan jumlah akan naik jika orang yang dievakuasi membutuhkan bantuan tambahan.
Perusahaan keamanan swasta terkenal itu kini telah menemukan aliran pendapatan baru dalam menerbangkan orang Amerika keluar dari Kabul di tengah kekacauan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada hari Rabu mengecam upaya Blackwater mengeruk keuntungan di tengah nasib orang-orang yang terancam dan menyebut Blackwater tidak punya hati.
“Saya tidak berpikir ada manusia yang memiliki hati dan jiwa akan mendukung upaya untuk mendapatkan keuntungan dari penderitaan dan rasa sakit orang,” kata Psaki kepada wartawan.
“Terutama ketika mereka mencoba meninggalkan suatu negara dan takut akan hidup mereka.”
“Kami mengevakuasi orang-orang secara gratis karena itu adalah langkah yang tepat untuk diambil, dan tentu saja kami tidak akan mendukung untuk mendapatkan keuntungan dari orang-orang yang putus asa untuk keluar dari suatu negara,” katanya lagi.
AS dan sekutunya telah berebut untuk mengkoordinasikan penerbangan evakuasi bagi warga negara Amerika dan Afghanistan yang telah diizinkan untuk berangkat dari Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban.
Organisasi bantuan telah diberitahu bahwa penerbangan evakuasi oleh pemerintah barat tidak akan berlanjut pada hari Jumat karena kebutuhan militer AS untuk memindahkan pasukan dan peralatannya sendiri dari Kabul.
AS, Inggris, dan Australia juga memperingatkan warganya untuk menjauh dari bandara Kabul, dengan alasan “ancaman keamanan.”
Afghanistan telah menolak keras proposal yang ditawarkan oleh Blackwater untuk memprivatisasi perang 17 tahun di negara itu sebelumnya.
Hal ini setelah Prince, pada 2019, menawarkan 6.000 tentara bayarannya untuk menggantikan mayoritas pasukan Amerika, dengan mengatakan mereka dapat melatih pasukan keamanan Afghanistan untuk sebagian kecil dari biaya yang dihabiskan oleh Pentagon.
Sementara itu, empat pimpinan Blackwater USA dihukum pada tahun 2014 karena membunuh warga sipil Irak pada tahun 2007 dalam tugas pengamanan orang Amerika selama perang Irak.
Blackwater selain menjadi tentara bayaran juga melayani pengamanan untuk Putra Mahkota Abu Dhabi dan telah dikaitkan dengan operasi militer di Libya.(Nto)