Indonesiainside.id, Jakarta – Enam tahanan Palestina, kebanyakan dari mereka menjalani hukuman seumur hidup karena melawan pendudukan Israel, melarikan diri pagi ini dari penjara Gilboa di utara Palestina yang diduduki setelah menggali terowongan, menurut laporan pemerintah pendudukan Israel.
Mereka mengatakan para tahanan menghabiskan waktu berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun untuk menggali terowongan yang membuat mereka bisa melarikan diri pada malam hari.
Para tahanan itu disebutkan menggali terowongan bawah tanah hanya dengan berbekal sendok yang sudah berkarat.
Pelarian mereka tidak terdeteksi sampai beberapa jam kemudian ketika tentara pendudukan Israel memulai pencarian besar-besaran untuk para tahanan.
Para pejabat diberi tahu oleh beberapa petani yang melihat “sosok mencurigakan” berlari melintasi ladang.
Di antara para buronan terdapat mantan pemimpin kelompok militan Brigade Martir Al-Aqsa dan lima anggota organisasi Jihad Islam.
Seorang pejabat Dinas Penjara Israel menyebut pelarian ini sebagai “kegagalan besar keamanan dan intelijen”. Sementara kelompok-kelompok militan Palestina memujinya sebagai “heroik”.
Para tahanan tersebut diidentifikasi sebagai:
Mahmoud Abdallah Arda, 46, dari kota Arraba dekat Jenin, ditangkap pada tahun 1996 dan menjalani hukuman seumur hidup.
Mohammad Qassem Arda, 39, dari Arraba, ditangkap pada 2002 dan menjalani hukuman seumur hidup.
Yacoub Mahmoud Qaderi, 49, dari Beir al-Basha dekat Jenin, ditangkap pada 2003 dan menjalani hukuman seumur hidup.
Nayef Kamamji, 35, dari Kufr Dan, dekat Jenin, ditangkap pada 2006 dan menjalani hukuman seumur hidup.
Zakaria Zubeidi, 46, dari kamp pengungsi Jenin, ditangkap pada 2019 dan tidak dihukum.
Munadel Yacoub Infeiat, 26, dari Yabad dekat Jenin dan ditangkap pada 2019.
(Nto)