Indonesiainside.id, Baghdad – Tiga pesawat tak berawak atau drone dengan misi bunuh diri (kamikaze) menyerang pangkalan Amerika di wilayah Kurdistan Irak utara Erbil.
Serangan itu dilaporkan pada Ahad pagi lansir PressTV.
Outlet Sabreeen News Irak, yang berafiliasi dengan kelompok perlawanan, mengatakan sebuah “ledakan besar” terdengar di seluruh area selama insiden itu.
Sirene di daerah itu berbunyi dan asap hitam terlihat mengepul, tambahnya, dan juga melaporkan bahwa peningkatan militer dan keamanan yang cukup besar setelah serangan itu.
Sky News Arabia mengatakan bandara telah ditutup untuk semua penerbangan karena takut akan serangan lebih lanjut.
Saluran televisi berbahasa Kurdi, Kurdistan 24 mengkonfirmasi bahwa lokasi tersebut telah diserang “setidaknya tiga drone.”
Saluran itu mengatakan pesawat tak berawak itu telah dicegat di udara sebelum mencapai target mereka.
Sebuah sumber di dalam koalisi pimpinan AS di Irak mengatakan kepada Kurdistan 24 bahwa insiden itu telah mengaktifkan sistem C-RAM (roket kontra, artileri, dan mortir) di bandara.
Belum ada orang atau pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, kelompok perlawanan Irak telah secara signifikan meningkatkan serangan mereka terhadap kepentingan Amerika di negara itu sejak awal tahun lalu, ketika serangan pesawat tak berawak AS menargetkan ibu kota Baghdad.
Sebuah serangan bom menyebabkan komandan senior anti-teror Iran dan Irak, Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis meninggal dunia.
Kedua komandan telah memainkan peran penting dalam kekalahan kelompok teroris Takfiri Daesh yang telah digunakan AS sebagai alasan untuk memperpanjang kehadirannya di Irak.
Setelah serangan pesawat tak berawak Amerika, parlemen Irak memberikan suara mendukung undang-undang yang mengamanatkan penarikan penuh semua pasukan asing dari tanah negara itu.(Nto)