Indonesiainside.id, Jenewa– Para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemarin merekomendasikan dosis booster vaksin Covid-19 diberikan kepada orang-orang dengan masalah sistem kekebalan sedang dan berat (kondisi sistem kekebalan yang rusak), lapor Xinhua.
Setelah diskusi empat hari minggu lalu, Kelompok Pakar Strategi Penasihat Imunisasi WHO (SAGE) merekomendasikan agar kelompok tersebut menerima dosis ketiga dari vaksin apa pun pada Daftar Penggunaan Darurat WHO karena mereka “cenderung untuk menunjukkan respons yang kurang tepat terhadap serangkaian standar vaksinasi dan risiko tinggi penyakit Covid-19 yang parah.”
Sejak akhir September, beberapa vaksin Covid-19 telah disertifikasi oleh Daftar Penggunaan Darurat WHO, termasuk Pfizer-BioNTech, Janssen, Moderna, Sinopharm, Sinovac, AstraZeneca, dan Covishield. SAGE mengatakan juga telah mempelajari COVAXIN, yang diproduksi oleh Bharat Biotech di India, dan rekomendasi kebijakan akan dikeluarkan setelah vaksin disetujui oleh Daftar Penggunaan Darurat WHO.
Menurut para ahli WHO, dosis ketiga vaksin virus tidak aktif Sinovac dan Sinopharm harus diberikan kepada mereka yang berusia di atas 60 tahun, kata para ahli WHO. Sementara itu, penggunaan vaksin heterologis (atau virus hidup) untuk dosis tambahan juga dapat direkomendasikan berdasarkan pertimbangan ketersediaan dan akses vaksin.
“Saat menerapkan rekomendasi ini, negara bagian harus bertujuan untuk memaksimalkan cakupan dua dosis kepada populasi terlebih dahulu, dan kemudian memberikan dosis ketiga, dimulai dengan yang tertua,” kata SAGE.
WHO sebelumnya telah menyerukan moratorium global pada dosis booster Covid-19, untuk memastikan distribusi vaksin yang lebih adil di seluruh dunia untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasinya.
Pekan lalu, WHO mengumumkan inisiatif untuk memvaksinasi 40 persen dari populasi masing-masing negara pada akhir 2021, dan 70 persen pada pertengahan 2022. Langkah itu akan memprioritaskan pengiriman vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah, khususnya di Afrika. (NE)