Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah militer Myanmar telah membebaskan ratusan tahanan politik dari penjara Insein yang terkenal kejam, termasuk juru bicara partai Aung San Suu Kyi dan komedian terkenal Zarganar.
Beberapa menit setelah pidato penguasa militer Min Aung Hlaing Senin, televisi pemerintah mengumumkan lebih dari 5.600 orang yang ditangkap atau dicari karena peran mereka dalam protes anti-kudeta akan dibebaskan menyusul, dalam amnesti atas dasar kemanusiaan.
Pembebasan itu digambarkan oleh beberapa aktivis sebagai taktik oleh militer yang berkuasa untuk mencoba membangun kembali reputasi internasionalnya setelah ASEAN mengambil langkah langka dengan mengeluarkan kepala junta dari pertemuan puncaknya. Pelapor Khusus PBB Tom Andrews di Twitter menyambut baik pembebasan itu tetapi mengatakan “keterlaluan” bahwa mereka telah ditahan di tahanan yang terkenal kejam itu.
“Junta membebaskan tahanan politik di Myanmar bukan karena perubahan hati, tapi karena tekanan,” katanya.
ASEAN memutuskan untuk mengundang perwakilan non-politik ke pertemuan puncak 26-28 Oktober, sebuah kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada para pemimpin militer di balik kudeta terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Kebijakan itu sekaligus sikap ASEAN yang tidak menganggap para pemimpin kudeta militer sebagai representasi masyarakat Myanmar.
“Mereka datang kepada saya hari ini dan mengatakan mereka akan membawa saya pulang, itu saja,” Monywa Aung Shin, juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, mengatakan kepada media lokal, Democratic Voice of Burma, Senin malam dalam perjalanannya pulang dari penjara.
Monywa Aung Shin ditangkap 1 Februari dan telah menghabiskan delapan bulan di penjara. Foto dan video yang diposting di media sosial menunjukkan para tahanan bersatu kembali dengan anggota keluarga dalam suasana haru. Gambar lain menunjukkan deretan bus meninggalkan pintu belakang penjara, dengan penumpang bersandar dari jendela dan melambai pada kerumunan yang berkumpul di luar.
Juru bicara dari departemen penjara dan junta Myanmar tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Lebih banyak tahanan politik, termasuk anggota parlemen dan jurnalis, dibebaskan Senin di kota-kota lain termasuk Mandalay, Lashio, Meiktila dan Myeik.
Namun, muncul kabar bahwa 11 dari 38 orang yang dibebaskan dari penjara Meiktila di Myanmar tengah ditangkap lagi menurut media lokal, Democratic Voice of Burma.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta, yang mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif dan reformasi ekonomi. Pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 1.100 orang menurut aktivis dan menangkap lebih dari 9.000 orang termasuk Suu Kyi, menurut kelompok hak asasi Assistance Association for Political Prisoners (APP), yang mendokumentasikan pembunuhan dan penangkapan itu.(Nto)