Indonesiainside.id, Washington—Amerika Serikat (AS) tidak membiarkan Pemerintah baru Afghanistan yang dipimpin Taliban akses ke cadangan uang 9 miliar UAS di bank sentral Afghanistan, yang disimpan di Amerika. Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Adewale ‘Wally’ Adeyemo, mengatakan sebagian besar dana itu sekarang ada di AS.
“Kami percaya penting untuk mempertahankan sanksi terhadap Taliban, namun pada saat yang sama, perlu menemukan cara untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan yang sah kepada rakyat Afghanistan,” katanya dikutip AFP.
Namun AS telah meyakinkan warga Afghanistan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bahwa Taliban harus membantu proses distribusi. Menurut Khaama Press, Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo menekankan perlunya mempertahankan tekanan pada Taliban sambil menekankan bahwa rakyat Afghanistan tidak boleh dirugikan.
Taliban telah meminta Amerika Serikat untuk mencabut sanksi lebih dari 9 miliar USD yang disimpan di bank sentral Afghanistan di luar negeri. Hal ini karena pemerintah baru berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang berkembang.
Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus setelah AS menarik pasukannya, hampir 20 tahun setelah kelompok itu digulingkan oleh koalisi pasukan pimpinan AS, menyusul tragedi serangan 11 September 2001.
Washington dan negara-negara Barat lainnya sekarang berjuang dengan pilihan sulit karena krisis kemanusiaan di Afghanistan telah memburuk sejak penarikan mereka. Adeyemo mengatakan mereka berusaha menemukan cara untuk berinteraksi dengan Taliban tanpa mengakui posisi rezim baru, sambil memastikan bantuan kemanusiaan disalurkan ke penduduk negara itu.
“Tujuan kami adalah untuk memastikan rezim sanksi diterapkan terhadap Taliban dan jaringan Haqqani, tetapi pada saat yang sama, aliran bantuan kemanusiaan ke negara itu dapat terus berlanjut.
“Perbendaharaan AS mengambil setiap langkah untuk menjelaskan kepada kelompok-kelompok kemanusiaan bahwa Washington ingin menyalurkan bantuan kepada rakyat Afghanistan, tetapi agar hal itu diungkapkan, Taliban harus memberikan izin,” katanya.
Departemen Keuangan AS bulan lalu membuka jalan bagi bantuan ke Afghanistan meskipun ada sanksi AS terhadap Taliban, dengan mengeluarkan dua izin umum untuk menarik dana. (NE)