Indonesiainside.id, Jakarta – Gubernur Jenderal Dame Sandra Mason menjadi presiden pertama Barbados.
Deklarasi tersebut dibuat 20 Oktober 2021 minggu lalu oleh Ketua DPR, Arthur Holder, setelah semua anggota kecuali satu – Senator Oposisi, Caswell Franklyn – memberikan suara.
Pemungutan suara rahasia diadakan di Majelis Rendah dan Tinggi setelah Senator Franklyn menolak pencalonan Dame Sandra.
Perdana Menteri Mia Amor Mottley dan pemimpin oposisi, Uskup Joseph Atherley bersama-sama menominasikan Dame Sandra sebagai presiden pertama Republik Barbados.
Dari Majelis Rendah, 27 memilih setuju. Sementara itu, di Majelis Tinggi, 18 memilih ya dan satu tidak dikembalikan – kemungkinan besar dari Senator Franklyn yang meminta izin untuk meninggalkan Senat setelah menentang proses tersebut.
Anggota Parlemen Dr William Duguid dan George Payne tidak hadir di Majelis Rendah, sementara Senator Lucille Moe tidak hadir di Majelis Tinggi.
Barbados adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di perbatasan Laut Karibia dan Samudra Atlantik. Merangkum satu dari gugusan pulau-pulau Antilles Kecil, Barbados terletak di bagian timur gugusan tersebut.
Sebelumnya, Barbados adalah negara bekas jajahan Inggris yang memperoleh kemerdekaan pada 1966. Dengan penduduk kurang dari 300 ribu, mereka lantas menyuarakan pentingnya kedaulatan penuh dan kepemimpinan sendiri.
Dame Mason sebagai presiden pertama akan dilantik pada 30 November, bertepatan dengan peringatan 55 tahun kemerdekaan Barbados dari Inggris. (Nto)