Indonesiainside.id, Mumbai – Pengadilan tinggi India memerintahkan penyelidikan independen atas dugaan penggunaan spyware Israel Pegasus oleh pemerintahnya terhadap jurnalis, politisi oposisi, dan aktivis.
Mahkamah Agung India pada hari Rabu menunjuk komite independen untuk menyelidiki tuduhan bahwa pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menggunakan spyware tingkat militer untuk mengintai anggota parlemen, hakim, jurnalis, dan aktivis yang sedang menduduki posisi penting.
Pengadilan telah memberi komite itu delapan minggu untuk tugas itu. Perintah itu keluar sebagai tanggapan atas petisi masyarakat yang meminta tindakan atas pengawasan ilegal.
“Ini memprihatinkan dan tidak bisa dibiarkan,” kata Ketua Hakim NV Ramana, dilansir Arab News, Kamis (28/10).
Negara tidak dapat diberikan kebebasan dengan melanggar privasi masyarakat dengan alasan situasi keamanan meningkat.
India adalah salah satu dari 45 negara di mana ribuan nomor telepon menjadi sasaran spyware, yang dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group. Lebih dari 1.000 nomor telepon di India termasuk di antara hampir 50.000 nomor yang dipilih dari seluruh dunia disadap dan dijual karena menarik bagi klien NSO.
Daftar itu bocor ke outlet berita utama pada 18 Juli.
Pengungkapan tentang spyware telah menimbulkan pertanyaan, apakah pemerintah India secara ilegal mengintai para pengkritiknya dan dalam beberapa kasus bahkan menterinya sendiri. Nomor telepon India yang diawasi dilaporkan termasuk nomor dari pemimpin oposisi senior Rahul Gandhi, wartawan, aktivis, kritikus pemerintah dan mantan hakim.
Analisis terhadap lebih dari 20 ponsel India dalam daftar menunjukkan bahwa 10 telah ditargetkan oleh Pegasus, tujuh berhasil.
Ponsel yang terinfeksi Pegasus, yang biasanya hanya dijual kepada pemerintah atau badan keamanan, memberi pengguna akses ke pesan dan foto target, dan melacak lokasi mereka.
Partai oposisi India mendesak parlemen dan menyerukan penyelidikan atas laporan bahwa pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah menggunakan spyware buatan Israel untuk mengintai puluhan jurnalis, aktivis, dan politisi.
Kritikus mengatakan masalah ini adalah bagian dari serangan yang berkembang terhadap perbedaan pendapat dan kebebasan sipil di bawah pemerintah nasionalis Hindu Modi. Pemerintah India tidak menyangkal atau mengkonfirmasi penggunaan Pegasus karena keamanan nasional.(Nto)