Indonesiainside.id, Jenewa—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari ini mengumumkan ketuanya, Tedros Adhanom Ghebreyesus, akan menjadi satu-satunya calon pemimpin terkuat badan tersebut ketika masa jabatannya berakhir pada Agustus 2022. Mantan Menteri Kesehatan dan Luar Negeri Ethiopia berusia 56 tahun itu berada di garis depan memerangi pandemi COVID-19 sebagai Kepala WHO setelah terpilih untuk jabatan itu pada 2017, kutip AFP.
“Satu kandidat diusulkan oleh negara-negara anggota pada batas waktu 23 September 2021: Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.
WHO mengatakan Tedros, sebagai Sekjen WHO yang menjabat, mendapat dukungan dari 28 negara, termasuk Prancis, Jerman, Indonesia, Belanda, dan Spanyol. Batas waktu pencalonan adalah 23 September dengan masing-masing negara menyerahkan amplop tertutup yang tidak akan dibuka sebelum 1 Oktober kepada WHO.
Pada 2017, Tedros menjadi orang Afrika pertama yang mengepalai sebuah badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia telah menjadi wajah WHO sejak awal krisis COVID-19 dan cukup populer untuk perannya dalam mengarahkan upaya organisasi untuk mengoordinasikan respons pandemi.
Tujuh belas anggota Uni Eropa memberinya dukungan, termasuk Austria, Prancis, Jerman, Belanda, Portugal, Spanyol, dan Swedia. Pencalonan Jerman dan Spanyol mengatakan memperkuat WHO setelah pandemi “harus dilanjutkan dengan komitmen penuh dan tidak terbagi”, dengan mengatakan organisasi itu membutuhkan “kepemimpinan yang kuat, pragmatis, dan visioner”.
Di luar Uni Eropa, Bahrain, Barbados, Botswana, Kepulauan Cook, Indonesia, Kazakhstan, Kenya, Oman, Rwanda, Tonga dan Trinidad dan Tobago mengusulkan Tedros, menurut pernyataan WHO.
Indonesia mengatakan dunia masih mengatasi pandemi “dan membutuhkan kepemimpinan berkelanjutan di dalam WHO”.
Namun, pencalonannya mendapat masalah setelah Ethiopia mengklaim telah menarik dukungannya menyusul konflik di provinsi asalnya, Tigray. Tedros membangkitkan kemarahan pemerintah Addis Ababa dengan menggunakan platform WHO untuk mengutuk tindakan keras di Tigray.
Negara-negara anggota akan secara resmi memilih Kepala WHO berikutnya dalam pemungutan suara rahasia Mei mendatang selama Majelis Kesehatan Dunia, pertemuan tahunan utama organisasi yang melibatkan semua negara anggota. (NE)