Indonesiainside.id, Jakarta – Rusia mencurigai aksi pesawat pembom berkemampuan nuklir Amerika yang telah melakukan puluhan kali latihan serangan di seluruh Eropa Timur dalam beberapa minggu terakhir. Menurut Rusia, latihan ini dilakukan untuk mengukur kesiapan Rusia jika terjadi perang nuklir.
Berbicara setelah pertemuan dengan mitranya dari China, Wei Fenghe, di Moskow pada hari Selasa, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan bahwa telah terjadi “intensifikasi aktivitas yang signifikan dari penerbangan pembom strategis AS di dekat perbatasan Rusia.”
“Selama sebulan terakhir, sekitar 30 misi telah diterbangkan di dekat perbatasan federasi Rusia, sekitar dua setengah kali lebih banyak daripada pada periode waktu yang sama tahun lalu,” katanya dilansir RT.com, Selasa (24/11).
Shoigu menambahkan bahwa latihan Amerika baru-baru ini, dengan nama sandi Global Thunder, menunjukkan adanya “sepuluh pembom strategis mempraktikkan kemampuan mereka untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia pada waktu yang hampir bersamaan dari barat dan timur. Jarak minimum dari perbatasan kami adalah 20 km.”
Pada saat yang sama, kepala Angkatan Bersenjata Rusia mengatakan bahwa hubungan antara negaranya dan China menjadi semakin penting “selama masa turbulensi geopolitik dan risiko konflik tumbuh.”
Komentar Menhan Rusia itu menyusul di tengah meningkatnya ketegangan dengan NATO atas Ukraina, dengan Kiev mengklaim bahwa penumpukan pasukan Rusia di perbatasan bersama bisa menjadi pendahulu invasi.
Moskow membantah bahwa mereka merencanakan serangan semacam itu, bersikeras bahwa “pergerakan beberapa peralatan militer atau unit tentaranya di seluruh wilayah Federasi Rusia secara eksklusif adalah urusan domestik.”
Pada hari Senin, badan intelijen asing terkemuka negara itu, SVR, mengeluarkan pernyataan yang menuduh AS mengatur kampanye disinformasi yang memainkan risiko konflik.(Nto)