Indonesiainside.id, Baghdad – Pasukan Amerika yang ditempatkan di Pangkalan Udara Ain al-Assad Irak, ditarik sepenuhnya dan menyisakan hanya penasehat keamanan saja.
Dugaan muncul langkah itu ditempuh setelah pangkalan itu menjadi sasaran rudal Iran atas pembalasan kematian Jenderal Qassem Soleimani tahun lalu.
Mereka mengalami trauma pascaserangan itu seperti yang diungkapkan salah seorang petinggi militer AS kepada CBS News beberapa waktu lalu.
Setidaknya selusin rudal balistik dengan hulu ledak seberat lebih dari 1.000 pound menghujani pangkalan udara itu sebelumnya.
Itu adalah serangan rudal balistik terbesar terhadap pasukan Amerika di mana pun di dunia dalam sejarah modern dan merupakan “tamparan pertama” setelah serangan pesawat tak berawak AS yang membunuh jenderal Iran.
Juru bicara Komando Operasi Gabungan Irak mengatakan pasukan tempur Amerika telah sepenuhnya ditarik keluar dari pangkalan udara Ain al-Assad dan hanya penasehat AS yang tersisa di sana.
Dalam sebuah wawancara dengan Sputnik Arabic pada hari Senin(20/12), Mayor Jenderal Tahsin al-Khafaji mengatakan pada hari sebelumnya, semua pasukan Amerika, kecuali yang penasehat, benar-benar mundur dari pangkalan Ain al-Assad di provinsi barat Irak al-Anbar.
“Hanya ada penasihat yang tersisa di pangkalan, dan ini hanya penasihat,” katanya, menekankan bahwa pangkalan Ain al-Assad adalah pangkalan Irak sepenuhnya dan komandan utamanya adalah seorang pejabat militer Irak.
Pangkalan militer itu menjadi berita utama pada 8 Januari 2020, tak lama setelah tengah malam, ketika Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran melepaskan lebih dari selusin rudal balistik dengan hulu ledak seberat lebih dari 1.000 pound di pangkalan udara tersebut.
Serangan rudal yang menghancurkan, yang menimbulkan kerusakan signifikan pada pangkalan itu dan melukai sekitar 50 tentara Amerika, terjadi lima hari setelah serangan pesawat tak berawak Amerika menewaskan komandan anti-teror terkenal Iran, Jenderal Qassem Soleimani dan wakil kepala Hashd al-Sha’ Irak, Abi Abu Mahdi al-Muhandis dekat bandara Baghdad.
Mayor Jenderal Tahsin al-Khafaji mengatakan bahwa dalam beberapa hari mendatang, delegasi keamanan Irak juga akan memasuki pangkalan al-Harir di provinsi Erbil di Irak timur laut untuk menemani pasukan AS yang akan keluar dari pangkalan tersebut.
“Adapun pangkalan al-Harir, delegasi keamanan khusus akan pergi ke pangkalan ini selama beberapa hari ke depan untuk menindaklanjuti proses penarikan pasukan tempur Amerika dari sana,” kata pejabat militer Irak itu.
Mayor al-Khafaji juga menekankan bahwa penarikan pasukan tempur AS dari Irak akan diumumkan secara resmi pada 31 Desember.
Pada hari Sabtu, juru bicara Angkatan Bersenjata Irak, Yahya Rasool, mengatakan bahwa pangkalan Ain al-Assad, yang diduduki oleh AS, “sekarang berada di bawah kendali tentara Irak.”
Dia menambahkan bahwa hanya ada penasihat di pangkalan untuk memberikan dukungan logistik dan meningkatkan kemampuan tentara Irak.
Kelompok perlawanan Irak telah mengatakan bahwa kehadiran pasukan Amerika dengan nama apapun di negara Arab adalah pendudukan asing dan tidak ada perbedaan antara pasukan tempur dan penasihat.(Nto)