Indonesiainside.id, Jakarta – Negara bagian Guinea-Bissau di Afrika Barat dilanda kudeta berdarah. Peristiwa ini disebutkan telah menewaskan banyak anggota pasukan keamanan.
Dilaporkan oleh BBC, Rabu (2/2), rentetan tembakan meletus di dekat sebuah gedung pemerintah pada hari Selasa di ibukota Bissau di mana presiden dilaporkan menghadiri pertemuan kabinet.
Sempat beredar isu jika presiden dan menterinya ditangkap oleh para pengkudeta.
Orang-orang bersenjata bersenjata tak dikenal itu telah menyerang istana pemerintah saat Presiden Embaló bertemu Perdana Menteri Nuno Gomes Nabiam.
Sebuah sumber keamanan yang tidak ingin diidentifikasi mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang bersenjata dengan pakaian sipil telah melepaskan tembakan dan seorang petugas polisi telah tewas.
Tetapi apa yang terjadi masih belum jelas, belum diketahui siapa pria bersenjata itu dan presiden tidak memberikan angka pasti bagi mereka yang tewas.
Presiden Umaro Cissoko Embaló dalam keterangannya kemudian mengatakan situasinya terkendali dan menyebutnya sebagai “serangan yang gagal terhadap demokrasi”.
Sebagai salah satu negara termiskin di dunia, bekas koloni Portugis ini telah mengalami sembilan kudeta atau percobaan kudeta sejak 1980.
Berjuang dengan utang luar negeri yang besar dan ekonomi yang sangat bergantung pada bantuan asing, negara ini juga telah menjadi titik transit bagi obat-obatan terlarang Amerika Latin, yang menyebabkannya dijuluki oleh beberapa orang sebagai negara narco pertama di Afrika.
Pada Selasa malam, Embaló mengatakan serangan “dipersiapkan dengan baik dan terorganisir” dan bisa “terkait dengan orang-orang yang terlibat dalam perdagangan narkoba,” tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara Embaló memenangkan pemilihan presiden Desember 2019, ia menghadapi kebuntuan menit-menit terakhir dengan parlemen sebelum menjabat pada Februari berikutnya. (Nto)