Indonesiainside.id, Jakarta – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menegaskan posisinya berdiri bersama dengan penduduk Kashmir yang dikuasai India. Dia juga menyebut pemimpin India Narendra Modi, mengutamakan kebijakan penindasan dan kekerasan fasis yang gagal di wilayah yang disengketakan.
Pesan ini disampaikan Khan pada Sabtu (5/2), bertepatan dengan Hari Solidaritas Kashmir, yang dianggap sebagai hari libur nasional di Pakistan.
“Pakistan berdiri bersatu dengan saudara dan saudari Kashmir kami dan berkomitmen untuk perjuangan sah mereka untuk menentukan nasib sendiri,” tulisnya di Twitter.
Perdana Menteri Pakistan itu juga mengecam pemerintahan Modi, mendesak masyarakat internasional untuk memperhatikan apa yang disebutnya kejahatan India terhadap kemanusiaan.
Khan mengatakan “kebijakan fasis penindasan dan kekerasan Modi telah gagal menghancurkan semangat perlawanan Kashmir di [Jammu dan Kashmir] IIOJK yang Diduduki Secara Ilegal di India.”
Pemerintahan Modi melucuti Kashmir yang dikuasai India dari otonomi parsialnya dan membagi wilayah itu menjadi dua wilayah federal pada 5 Agustus 2019. New Delhi kemudian meluncurkan operasi keamanan besar-besaran dan memutus total komunikasi yang berlangsung selama berbulan-bulan, menangkap ribuan orang dan mengerahkan ribuan pasukan tambahan ke wilayah yang disengketakan.
Khan juga menekankan bahwa sudah waktunya dunia memperhatikan apa yang disebutnya pelanggaran hak asasi manusia berat India di Kashmir, yang katanya termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan tindakan genosida serta ancaman perubahan demografis paksa.
“Semua ini sepenuhnya melanggar Konvensi Jenewa,” kata perdana menteri Pakistan, menambahkan bahwa itu adalah tanggung jawab masyarakat internasional untuk memastikan referendum yang tidak memihak di Kashmir.
“Dunia tidak boleh mengabaikan penderitaan orang-orang [Kashmir yang diduduki India] dan keinginan mereka yang tak terbantahkan untuk membebaskan diri dari pendudukan militer kejam negara India,” kata Khan.
Kashmir telah dibagi antara India dan Pakistan sejak pemisahan mereka pada tahun 1947, dengan kedua negara mengklaim wilayah tersebut secara penuh. Sisi India di wilayah itu telah menjadi tempat bentrokan konstan antara pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok bersenjata yang mencari kemerdekaan Kashmir atau merger dengan Pakistan.
Setiap tahun, Pakistan memperingati Hari Solidaritas Kashmir pada 5 Februari untuk menunjukkan dukungan dan persatuan Pakistan dengan rakyat Jammu dan Kashmir yang dikuasai India.
India secara teratur menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih militan dan membiarkan mereka melintasi perbatasan yang bergolak untuk melancarkan serangan. Pakistan menolak tuduhan tersebut.
India dan Pakistan telah berperang empat kali sejak mereka berpisah pada 1947, tiga di antaranya atas Kashmir.(Nto)