Indonesiainside.id, Jakarta – Paus Benediktus XVI yang sudah pensiun menyampaikan permintaan maaf atas apa yang disebutnya sebagai “kesalahan menyedihkan” dalam penanganan kasus pelecehan seksual yang dilakukan pendeta yang menjadi bawahannya selama dia memimpin gereja katolik.
Namun, Benediktus tetap membantah melakukan kesalahan secara pribadi setelah muncul sebuah laporan independen mengkritik tindakannya dalam empat kasus saat ia menjadi uskup agung Munich, Jerman.
“Saya memiliki tanggung jawab besar di Gereja Katolik. Yang lebih besar adalah rasa sakit saya atas pelanggaran dan kesalahan yang terjadi di tempat-tempat yang berbeda selama masa mandat saya,” kata paus itu, Selasa (8/2).
Tetapi permintaan maaf dan pengakuan bersalah yang dinilai kurang dari Benediktus kemungkinan akan membuat penyintas pelecehan seksual jadi geram dan semakin mempersulit upaya para uskup Jerman membangun kembali kredibilitas dengan jemaatnya.
Tuntutan adanya keterbukaan atas kasus pedofilia akan makin meningkat karena gereja dinilai telah mengajukan upaya damai atas berbagai kasus pelecehan seksual selama beberapa dekade yang dilakukan para imam dan ditutup-tutupi oleh para uskup mereka, lansir ABC News.
Benediktus, 94, waktu itu menerima aduan dari sebuah firma hukum di Jerman yang telah ditugaskan oleh Gereja Katolik Jerman untuk melihat bagaimana kasus pelecehan seksual ditangani di keuskupan agung Munich antara tahun 1945 dan 2019. Kala itu Benediktus dan mantan Kardinal Joseph Ratzinger, memimpin keuskupan agung dari 1977 hingga 1982.
Laporan itu menyalahkan cara penanganan Benediktus atas empat kasus selama dirinya memimpin sebagai uskup agung. Dia dinilai melakukan kesalahan karena gagal membatasi pelayanan para imam di bawahnya yang terjerat dalam kasus-kasus pedofilia bahkan setelah mereka dihukum secara pidana.
Laporan itu juga menyalahkan para pendahulu dan penerusnya, memperkirakan setidaknya ada 497 korban pelecehan selama beberapa dekade dan setidaknya 235 tersangka pelaku.(Nto)